ChanelMuslim.com- Dua kasus terbaru yang terjadi di tanah air akhirnya menjadi viral. Satu tentang begitu banyak kapal perang asing yang bebas keluyuran di wilayah perairan NKRI. Satu lagi tentang teror luar biasa yang dihadapi tenaga kesehatan di wilayah Kiwirok, Papua.
Tentang kasus keberadaan kapa lasing, dalam hal ini China, sebelumnya disuarakan oleh Bakamla dan para nelayan di Natuna. Mereka bahkan merekam aktivitas kapal-kapal perang asing itu.
Yang menjadi pertanyaan, kok bisa militer asing begitu leluasa memasuki wilayah Indonesia. Dan hal itu berdampak pada rasa takut para nelayan kalau sewaktu-waktu bisa menjadi korban penyerangan.
Sayangnya, masyarakat khususnya wilayah Natuna masih belum melihat keseriusan negara menyikapi hal ini. Padahal keberadaan kapal perang asing itu sudah melanggar batas teritorial negara.
Begitu pun dengan teror yang terus menjadi-jadi di sebagian wilayah Papua. Begitu banyak korban berjatuhan, sipil maupun militer.
Yang terakhir menimpa nakes di wilayah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, pada Senin 13/9 lalu. Lima nakes mengalami luka-luka dan satu orang dikabarkan hilang. Kelimanya dikabarkan nekat melompat ke jurang sedalam seratus meter lebih untuk menyelamatkan diri.
Sejumlah fasilitas umum dibakar oleh kelompok teroris KKB. Mulai dari sekolah dasar, puskesmas, bank, dan rumah warga. Teror itu tidak dilakukan malam hari atau pada suasana gelap, tidak juga dilakukan sembunyi-sembunyi. Tapi, terjadi sekitar jam 9 pagi, dan dilakukan secara terbuka.
Membaca dua kasus itu, rasanya terlalu naif jika mengatakan bahwa negara begitu abai terhadap wilayah yang jauh dari Jakarta.
Negara selama ini sepertinya begitu sibuk dengan urusan domestik, khususnya politik intrik. Seperti intrik tentang tiga periode, tentang siapa yang paling Pancasila, tentang “bersih-bersih” di KPK, tentang radikalisme, dan lainnya.
Bahkan sejauh ini, yang paling gencar tentang isu terorisme selalu tertuju pada kelompok yang berafiliasi dengan aktivis Islam.
Kasus KKB di Papua akhirnya membuka mata semua orang bahwa ada kelompok teroris yang sebenarnya. Di mana mereka tidak membawa bendera kelompok tertentu. Melainkan, murni sebagai perlawanan dan pembangkangan terhadap NKRI.
Dua kasus ini setidaknya menjadi pengingat bahwa Indonesia ini begitu luas. Jangan hanya sibuk dengan intrik-intrik. Tapi, perhatikanlah wilayah-wilayah yang jauh dari Jakarta itu. Bukankah di Natuna dan Kiwirok Papu juga bagian dari Indonesia.
Rakyat di sana juga bagian dari NKRI. Amanah konstitusi ‘Melindungi Segenap Bangsa Indonesia’ pun termasuk saudara-saudara kita di sana. [Mh]