• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 11 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Editorial

Hegemoni Dolar dan Keraguan Brics

Oktober 29, 2024
in Editorial
Hegemoni Dolar dan Keraguan Brics

Ilustrasi, foto: suara.com

85
SHARES
654
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

DOLAR Amerika menjadi hegemoni banyak negara termasuk Indonesia. Tapi, bergabung ke Brics masih menjadi keragu-raguan pemerintahan saat ini.

Ada yang menarik di pertemuan negara-negara Brics Plus pada 23 dan 24 Oktober lalu di Kazan, Rusia. Termasuk yang hadir adalah Menlu RI Sugiono sebagai utusan dari Presiden Prabowo.

Pada pertemuan itu, Presiden Rusia, Vladimir Putin menunjukkan sampel uang baru Brics Plus. Di situ terdapat tulisan sejumlah negara: Brazil, Rusia, India, Cina, South Africa, termasuk yang plus itu adalah Indonesia.

Brics Plus merupakan blok ekonomi baru yang ingin melawan hegemoni dolar Amerika. Dunia saat ini seperti terjajah oleh kekuatan ekonomi Amerika melalui dolarnya. Padahal, kebijakan dolar oleh The Fed (Bank Sentral Amerika) murni ditujukan untuk dalam negeri Amerika. Mereka tak pernah perduli dengan negara-negara yang mengikutinya.

Memang aneh dan janggal, bagaimana mungkin Indonesia menjual produk kekayaan alamnya dengan mata uang orang lain. Apa urusannya Indonesia dengan dolar Amerika? Padahal negara yang membeli bukan Amerika.

Hal ini juga dirasakan oleh sejumlah negara besar lain seperti Rusia, India, Cina, dan lainnya. Kalau ditotal jumlah penduduk Brics jumlahnya 54 persen dari total warga dunia. Apalagi jika Indonesia masuk, tentu prosentasenya akan lebih besar lagi.

Namun, tampaknya Indonesia masih ragu-ragu gabung ke Brics. Terlihat dari yang datang di pertemuan besar itu. Kalau yang lain para presidennya, tapi Indonesia hanya Menlunya.

Memang konsekuensi geo politiknya mungkin lumayan serius. Karena ketergantungan Indonesia dengan Barat, khususnya Amerika sudah seperti turun temurun. Sudah tak ubahnya seperti ‘negara jajahan’.

Di sisi lain, ada keraguan posisi Indonesia dengan Cina jika Indonesia bergabung ke Brics. Pasalnya, selama 9 tahun terakhir, ketergantungan keuangan dan ekonomi Indonesia begitu berat ke Cina. Bukankah akan lebih ‘terjajah’ lagi jika bergabung ke blok ekonomi yang di situ ada Cinanya.

Di sinilah dilemanya. Ibarat pepatah, mau keluar dari mulut macan, tapi malah masuk ke mulut buaya.

Namun, boleh jadi, bergabung ke Brics akan menambah nilai diplomatik ke negara-negara di dalamnya. Dan hal wajar saja jika sebuah negara menentukan hubungan diplomatiknya ke negara-negara yang bisa menguntungkan: politik maupun ekonomi.

Kalau selama ini Indonesia dalam bayang-bayang hegemoni dolar yang menyengsarakan, apa salahnya untuk mencoba blok ekonomi baru yang dinilai bisa lebih menguntungkan. Karena Brics bukan hanya Cina, tapi sejumlah negara besar lain yang bisa saling menguntungkan. [Mh]

 

 

Tags: Hegemoni Dolar dan Keraguan Brics
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Siswa JISc Raih Medali Perunggu pada Ajang International Reasearch Competition for Young Scientist

Next Post

Seperti Mendorong Mobil Mogok

Next Post
Ketika Rumah Tangga tanpa Cinta

Seperti Mendorong Mobil Mogok

Meningkatkan Kepemimpinan, Beasiswa Community College Initiative di Amerika Serikat

Meningkatkan Kepemimpinan, Beasiswa Community College Initiative di Amerika Serikat

Perusahaan Air Australia Mengutip Hadis Nabi Muhammad pada Botolnya

Perusahaan Air Australia Mengutip Hadis Nabi Muhammad pada Botolnya

  • Puluhan Kader Aisyiyah Batang Ikuti Baitul Arqam dan Pelatihan Muballighat

    Puluhan Kader Aisyiyah Batang Ikuti Baitul Arqam dan Pelatihan Muballighat

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Pengurus Wilayah Salimah Kalsel Selenggarakan Pelantikan Pengurus Baru

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3187 shares
    Share 1275 Tweet 797
  • Jangan Putus Asa, Ada 20 Pintu Rezeki yang Bisa Kamu Usahakan

    84 shares
    Share 34 Tweet 21
  • Hari Kartini, Mengenal 4 Pahlawan Berhijab asal Indonesia

    744 shares
    Share 298 Tweet 186
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7599 shares
    Share 3040 Tweet 1900
  • Dari Mandi Lumpur Hingga Makan Cicak, Muhammadiyah Soroti Fenomena Ngemis Online di Tiktok

    98 shares
    Share 39 Tweet 25
  • Tiga Pahlawan Wanita dari Tanah Minang untuk Indonesia

    1124 shares
    Share 450 Tweet 281
  • Penjelasan Ustaz Adi Hidayat tentang Hukum Shalat Sendiri di Rumah bagi Laki-Laki

    1802 shares
    Share 721 Tweet 451
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1555 shares
    Share 622 Tweet 389
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga