ChanelMuslim.com- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkhawatirkan kelangkaan minyak goreng menjelang bulan Ramadan. Jika tak ada perubahan, keadaan semakin kacau.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengkhawatirkan kelangkaan minyak goreng saat menjelang datangnya bulan Ramadan. Menurutnya, jika terus seperti ini, keadaan akan semakin kacau (chaos).
Hal itu karena di bulan Ramadan, kebutuhan minyak goreng akan naik. Dalam keadaan normal saja, stoknya langka, gimana jika kebutuhannya melonjak tajam.
Parahnya lagi, bukan hanya minyak goreng yang terus menjadi masalah. Sejumlah kebutuhan pokok terus merangkak naik. Mulai dari cabe dan sayuran, hingga kenaikan gas LPG non subsidi.
Saat ini, gas LPG non subsidi per kilonya dikabarkan sudah 15.500 rupiah. Padahal, gas ini sudah naik pada Desember lalu, atau hanya berselang dua setengah bulan.
Secara teori, yang naik itu gas non subsidi. Tapi pada prakteknya, kenaikan itu biasanya akan berimbas pada gas subsidi. Hal ini karena ada perpindahan konsumen dari gas non subsidi ke gas subsidi.
Dalam tiga hari terakhir ini, kenaikan cabe, bawang, dan sayuran lain kian tak terelakkan. Harga cabe merah keriting sudah menyentuh angka 60 ribu per kilogramnya. Sementara harga bawang merah sudah 50 ribu per kilonya.
Meski naik luar biasa, pada pedagang tidak menunjukkan wajah gembira. Sebaliknya mereka khawatir dagangannya akan tidak laku sementara modal yang harus dikeluarkan sangat besar.
Begitu pun dengan daging. Di sejumlah pasar tradisional, kios-kios daging dikabarkan masih tutup. Boleh jadi, mereka masih mogok karena harga yang mahal.
Sekali lagi, bulan Ramadan masih satu bulan. Tapi kenaikan bahan pokok sudah sangat luar biasa.
Fungsi pemerintah itu mengelola suplai dan permintaan pasar kebutuhan pokok. Dan lonjakan harga menunjukkan pengelolaan itu tidak berjalan semestinya.
Semoga saja antrian mendapatkan minyak goreng tidak ada lagi di bulan Ramadan. Kasihan ibu-ibu, sudah berpanas-panasan di dapur, harus berpanas-panasan pula dalam antrian panjang. [Mh]