ChanelMulim.com- Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM kini mulai dirasakan umat Islam. Masjid ditutup sementara. Termasuk, tidak diadakannya shalat Jumat berjamaah.
Surat edaran Menteri Agama tentang PPKM salah satunya meniadakan kegiatan di rumah ibadah. Termasuk masjid.
Meski memunculkan pro kontra di kalangan tokoh Islam, kebijakan ini tetap berjalan sesuai ketentuan. Termasuk di antaranya, peniadaan Shalat Jumat dan Shalat Idul Adha.
Pantauan di sebagian wilayah perkampungan menunjukkan tidak semua masjid mengikuti ketentuan ini. Alasan mereka, selama menerapkan prokes ketat, masjid tidak menjadi tempat seperti yang dikhawatirkan.
Catatannya itu tadi: selama menerapkan prokes ketat. Tapi masalahnya, sejauh mana pengurus masjid mampu menerapkan prokes ketat itu? Hal ini lantaran betapa sulitnya warga dari berbagai latar belakang status dan sosial itu memiliki kesadaran yang sama.
Namun begitu, bukan tidak mungkin penerapan prokes sangat bisa dilakukan di masjid. Begitu banyak masjid yang mampu melakukan itu.
Keinginan kuat tetap dibukanya masjid, terutama pelaksanaan shalat Jumat, bukan tanpa alasan dan tujuan. Meski di tengah kenaikan lonjakan Covid.
Antara lain, justru di momen shalat Jumat berjamaah itulah, masjid menjadi tempat dan momen yang sangat tepat untuk memberikan penyadaran kepada umat tentang kesehatan. Sekaligus tentunya menjadi sarana penguatan iman dan imun umat melalui Taushiyah yang menenangkan.
Tanpa kekuatan iman dan imun, apalagi yang bisa diandalkan umat ini untuk terus dan terus bertarung melawan Covid. Dan pertarungan itu sudah belangsung satu setengah tahun.
Apa pun argumentasi yang dikemukakan tokoh umat, ketentuan tentang penutupan masjid sudah berlangsung. Umat Islam juga sudah mengikuti ketentuan dengan “berat hati”.
Berat hati? Ya, karena kebijakan ini memang harus disikapi dengan “berat hati”. Siapa pun yang masih memiliki iman akan berat hati untuk tidak shalat berjamaah di masjid.
Siapa pun yang di dadanya ada iman akan berat hati untuk tidak shalat Jumat. Dan siapa pun yang masih ada iman, akan berat hati tidak menunaikan Shalat Idul Adha.
Rasanya, tidak ada umat Islam yang menyambut “libur” ibadah sementara ini dengan senang hati. Rasanya, tidak ada dan jangan sampai ada yang menyambut “libur” ini dengan mengatakan, meski dalam hati, “Asyik, shalat Jumat secara resmi libur!” Laa haula walaa quwwata illa billah. [Mh]