ChanelMuslim.com – Paris mengancam akan melarang e-skuter jika operator e-skuter tidak menegakkan batas kecepatan dan aturan lainnya setelah seorang pejalan kaki ditabrak dan tewas oleh dua pengendara yang melarikan diri dari tempat kejadian.
Baca juga: Paris akan Bangun Kawasan Wisata Bebas Knalpot
Sekitar 15.000 perangkat e-skuter tersedia untuk disewa di seluruh kota, di mana e-skuter seharusnya melakukan perjalanan tidak lebih cepat dari 20 kilometer/jam (12 mph) dengan satu pengendara saja, dan hanya di jalan-jalan atau jalur sepeda.
Kritikus mengatakan aturan itu hampir tidak ditegakkan, dan skuter yang ditinggalkan sering terlihat berserakan di trotoar dan alun-alun.
“Entah situasinya membaik secara signifikan dan skuter menemukan tempat mereka di tempat umum tanpa menimbulkan masalah, khususnya bagi pejalan kaki, atau kami sedang mempelajari untuk menyingkirkan mereka sepenuhnya,” kata wakil walikota David Belliard, yang bertanggung jawab atas transportasi, kepada AFP Selasa malam.
“Kota-kota lain telah melakukannya,” katanya, mengutip pinggiran Paris, Issy-les-Moulineaux serta New York dan Barcelona.
Pada hari Sabtu, polisi mendakwa seorang perawat dengan pembunuhan berencana atas tabrakan fatal awal bulan ini dengan seorang wanita Italia berusia 32 tahun yang tinggal di Paris, yang sedang berdiri di tepi Sungai Seine dan berbicara dengan teman-temannya ketika dia ditabrak.
Pengendara dan seorang penumpang di skuter yang sama melarikan diri dari tempat kejadian dan ditemukan setelah pencarian selama 10 hari.
Kematian wanita itu, yang menjadikan setidaknya tiga jumlah orang yang ditabrak e-skuter di Paris sejak 2019, menghidupkan kembali perdebatan tentang mengizinkan perangkat tersebut di jalan-jalan kota.
Belliard mengatakan dia telah memanggil eksekutif dari tiga operator e-skuter, Lime, Dott dan Tier, memberi tahu mereka bahwa dia telah menerima banyak umpan balik negatif tentang skuter di trotoar, rasa tidak aman, dan skuter ditinggalkan di jalanan.
Kontrak mereka, yang menambah hampir satu juta euro ($ 1,2 juta) per tahun ke kas kota, berjalan hingga Oktober 2022, ketika mereka berisiko tidak diperpanjang, kata Belliard.
Dia menambahkan bahwa mulai Rabu, operator harus memastikan bahwa kecepatan skuter tidak melebihi 10 kilometer/jam di beberapa “zona lambat” di pusat kota Paris, termasuk alun-alun Republique dan Bastille yang populer, di mana kota tersebut baru-baru ini menambahkan zona pejalan kaki yang luas.
Operator dapat memasang rem kecepatan yang menyala secara otomatis jika skuter memasuki zona lambat, yang diprogram ke dalam unit GPS.[ah/afp]