ChanelMuslim.com – Insinyur Muslim Manal Ezzat masih ingat hari ia melarikan diri dari gedung Pentagon yang terbakar pada saat insiden 9/11 terjadi.
Delapan belas tahun kemudian, lokasi kecelakaan itu menjadi sebuah kapel tempat semua agama berdoa dengan damai, lapor Washington Post.
"Ada banyak emosi yang terkandung dalam pembangunan tempat ini," kata Ezzat, ketika dia mengenang peringatan peristiwa itu yang masih belum sepenuhnya dia pahami.
"Kami hanya ingin menjadikannya tempat yang damai yang bisa membantu menghapus tragedi itu."
Ezzat adalah karyawan Army Corps of Engineers yang merupakan manajer proyek untuk ruang Angkatan Darat di Pentagon pada saat serangan.
Ketika dia dan rekan-rekannya diamanahi mendesain ulang bangunan, mereka membuat tempat khusus untuk tempat perlindungan yang tenang dengan kursi-kursi biru yang nyaman dan buku-buku doa dari beberapa agama.
Sebuah jadwal yang diposting di dinding menunjukkan layanan Episkopal dan Lutheran setiap hari Rabu, layanan Hindu dan sesi belajar Yahudi setiap hari Kamis, layanan Ortodoks Yunani setiap hari Jumat, doa Buddha dua kali sebulan, dan banyak lagi.
Pengguna kapel yang paling sering adalah umat Katolik yang menghadiri Misa harian di sana dan karyawan Muslim yang bekerja di Pentagon yang berjumlah 26.000 orang.
Karyawan Muslim melakukan sholat lima waktu sehari. Mereka juga mengunjungi kapel ketika mereka membutuhkan ruang pribadi untuk berdoa. Sebagai sebuah kelompok, umat Islam berdoa setiap hari di tengah hari di kapel dan menyelenggarakan shalat jumat.
Qawiy Abdullah Sabree, pakar cybersecurity yang telah menjadi pegawai sipil di Pentagon selama 27 tahun, pergi ke kapel setiap hari, kadang-kadang dua kali pada hari Jumat.
“Ini memberi kesempatan kepada saya untuk sejenak berhenti dari rutinitas pekerjaan sehari-hari, untuk memiliki tempat yang bisa didatangi untuk merefleksikan keyakinan Anda, merenungkan pencipta yang memberi kita kehidupan. Ini hal yang sangat bagus untuk dimiliki, "katanya. “Pentagon adalah tempat untuk pekerjaan, ehm, Merupakan hak istimewa untuk memiliki tempat untuk berdoa. "
Ezzat mengatakan dia menghargai bahwa timnya menciptakan ruang shalat di mana umat Islam yang mengabdikan karier mereka untuk keamanan Amerika dapat beribadah, di ruang di mana para ekstrimis menyerang.
"Doa khusyu yang terjadi di ruang ini, apakah itu doa Yahudi, doa Islam, doa Kristen, saya pikir itu indah," katanya. "Dalam Islam, kami yakin jika doa – permohonan – bagi orang mati akan menjangkau mereka, di mana pun mereka berada." [Maya/sumber: Aboutislam.net]