ChanelMuslim.com – Masya Allah, Masya Allah, desis Ny Ermi Yusfa, begitu memasuki kawasan kamp pengungsi Rohingya di Kutupalong, Uchiya Upazila, Distrik Coxs Bazar, Divisi Chittagong, Bangladesh, Rabu (25/10).
Siang terik itu, Hj Ermi yang Ketua Pembina Yayasan Daarul Rizki Pratama (DRP) seakan tenggelam dalam lautan puluhan ribu pengungsi. Ia didampingi Pengawas Yayasan Ustadz M Abdul Syukur dan Ustadz M Fawaz, serta Ketua DRP Care for Humanitarian Aid M Firdaus, Relawan Dedi, dan Direktur LAZ (Lembaga Amil Zakat) Masjid Raya Batam, Syarifuddin.
Hj Ermi trenyuh melihat kondisi pengungsian dan puluhan ribu warganya. Para pengungsi tampak dekil, kuyu, kurang gizi, dan berwajah putus asa. Mereka berdesakan di gubuk-gubuk darurat yang terbuat dari bambu dan plastik dengan beralas tanah. Saat kering mereka kepanasan, ketika hujan mereka kebanjiran.
Kita menyampaikan bantuan awal berupa 500 paket sembako untuk keluarga pengungsi di sini, terang perempuan pengusaha itu.
Dibantu guide dari NGO (LSM) lokal dan aparat militer Bangladesh, paket sembako titipan dari para donatur yayasan DRP tersebut didistribusikan di dua blok pengungsi.
Bantuan DRP menggenapi bala bantuan dari berbagai organisasi lain untuk sekitar 30 ribu pengungsi di Kutupalong.
Tak hanya menonton, Hj Ermi dan tim juga turun tangan langsung dalam membagikan bantuan kepada penerima. Tanpa canggung, Tim Yayasan DRP menyapa anak-anak pengungsi, menggendong mereka, dan menengok gubuk sebagian pengungsi.
Mampir ke Children Friendly Shelter, Hj Ermi membagikan kerudung dan peci untuk anak-anak pengungsi yang tengah asyik bermain aneka permainan sederhana.
Dari Kutupalong, usai Dhuhur Tim Yayasan DRP bergerak ke Kamp Balukhali-1 dan Tengkali. Di Balukhali, Hj Ermi menyerahkan bantuan berupa terpal plastik untuk alas dan atap madrasah pengungsian.
Hati Hj Ermi kembali seakan diremas menyaksikan kondisi Kamp Tengkali, Uchiya Upazila. Sebanyak 75 keluarga pengungsi Rohingya baru sepuluh hari menempati pengungsian di sebelah Masjid Al Muhajirin. Mereka hanya punya satu gubuk mandi, satu gubuk kakus, dan sumur yang belum dipasang pompa tangannya.
Kami baru sepuluh hari tinggal di sini. Kakus hanya satu, yang lainnya buang air di kali, tutur pengungsi Asmatullah (24), sambil menunjuk gubuk kakus dan sungai kecil di dekat pengungsian.
Asmat yang cukup fasih berbahasa Inggris menambahkan, untuk mandi kaum pria menumpang di pompa tangan Masjid Al Muhajirin.
Sebagai bantuan awal, Yayasan DRP membagikan peci dan kerudung untuk anak-anak pengungsi. Hj Ermi juga memberikan bantuan uang Taka Bangladesh kepada orangtua seorang bocah pengungsi yang menderita malgizi akut.
Selanjutnya, insya Allah kita akan membangun mushola darurat, sumur pompa tangan, dan shelter pengungsi di Tengkali ini, ungkap Hj Ermi.
Sehari sebelumnya, Yayasan DRP mengunjungi Madrasah Taklimus Sunnah di Ramu Upazila, Coxs Bazar. Madrasah ini menampung 200 santri pengungsi yang dibina oleh tujuh guru. Salah seorang guru adalah Penghafal Quran 30 juz, yang mengampu program tahfidzul Quran.
Selain memberikan bantuan kerudung untuk santri, Yayasan DRP juga memberi tunjangan bagi para guru. Menyusul kemudian, bantuan berupa peci, karpet plastik, dan seragam santri.
Tim DRP pada saat yang sama juga sedang menyampaikan bantuan untuk warga Rohingya di Rakhine State, Myanmar, ungkap Hj Ermi, yang untuk misi kemanusiaan kali ini menyumbang secara pribadi senilai 20 ribu USD. Itu di luar sumbangan untuk semua biaya operasional penyaluran bantuan.
Yayasan DRP berterima kasih kepada para donatur pribadi maupun korporat seperti BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Baznas, Pemprov NTB, LAZ Masjid Raya Batam, dan lain-lain, kata Hj Ermi Yusfa. (ah/bowo)