ChanelMuslim.com – Şule Yüksel Şenler adalah tokoh terkemuka dalam kebangkitan Hijab di Turki yang dipenjara karena membela Islam. Dia dituntut, didakwa, dan dipenjara selama 9 bulan tapi itu tidak menghentikan langkahnya.
Şule Yüksel Şenler, lahir pada tahun 1938 dan dibesarkan di Istanbul. Meskipun harus putus sekolah di kelas 8, ia kemudian menjadi penulis, jurnalis, dan aktivis. Selama bertahun-tahun, dia tidak tertarik dengan jilbab. Dia tumbuh di era Turki yang masih dipengaruhi sekularisme, di mana perempuan harus memilih antara jilbab atau sekolah resmi dan karier professional karena jilbab dilarang di tempat-tempat resmi.
Keluarganya mengadopsi gaya hidup sekuler kecuali saudaranya, Özer, yang menjadi pengikut Said Nursi, seorang teolog Muslim yang memainkan peran penting dalam kebangkitan Islam di Turki. Di usia 20-an, ia mulai menghadiri pertemuan para pengikut Nursi, tetapi masih tidak tertarik dengan jilbab.
Ketika ditanya tentang pakaiannya di pertemuan, dia akan berkata: "Jika kamu tidak menerimaku seperti ini, aku tidak akan datang lagi."
Tetapi pada tahun 1965, pada usia 27, Şenler mulai berdoa dan mulai mengenakan kerudung. Jurnalis berjilbab pertama di Turki, Şenler menggunakan platformnya untuk menulis tentang wanita Muslim dan jilbab.
Pada tahun 1967, Persatuan Wanita Turki mengajukan gugatan terhadapnya untuk sebuah artikel di mana dia menulis:
"Ini adalah suatu keharusan bahwa wanita Muslim mengenakan jilbab mereka."
Selama tahun 60-an dan 70-an ia berkeliling Turki untuk memberikan ceramah dan banyak pengikutnya mulai mengenakan jilbab, tetapi tindakannya tidak luput dari perhatian oleh penguasa saat itu.
Satu konferensi khususnya, di Fakultas Bahasa, Sejarah dan Geografi Ankara, pada tahun 1971, menarik perhatian presiden saat itu, Cevdet Sunay, yang mengatakan:
"Mereka yang berada di belakang [meningkatnya jumlah] perempuan yang berhijab di jalanan akan dihukum …"
Şenler menanggapi dalam sebuah surat kepada Sunay yang mengatakan bahwa ia "harus meminta maaf kepada Allah dan bangsa."
Surat perintah dikeluarkan untuk penangkapannya dan saat itu dia sedang dirawat di rumah sakit. Polisi segera datang ke rumah sakit, tetapi dokter membantunya melarikan diri.
Dia hidup dalam pelarian sampai sakit TBCnya kambuh lagi. Saat itu dia tidak bisa lari lagi lalu dia menyerahkan diri ke polisi dan dijebloskan ke penjara Bursa dan menjalani hukuman selama 9 bulan. Setelah kemarahan publik, Sunay memaafkannya setelah dua bulan, tetapi Senler menolak amnesti dan melaksanakan seluruh hukumannya meskipun kesehatannya buruk.
Setelah pembebasannya, dia menantang terus dengan memberikan ceramah dan menulis artikel dan buku selama bertahun-tahun.
Pada usia 81, Şenler meninggal pada 28 Agustus 2019 setelah 8 bulan dirawat di rumah sakit.
Semoga Allah memberinya Jannatul Firdaus. [Maya/sumber Iimfeed]