STUDIUM Generale SPI 14 kembali lagi tahun ini dengan tema yang jarang disorot padahal sangat penting dan relevan yakni “Berargumen dengan Pendapat Lemah: Emang Boleh?”.
Bertempat di Aula INSISTS, Jakarta Selatan hari Sabtu 20 Juli 2024, SPI menghadirkan narasumber ahli yang sudah sering mengisi berbagai kajian di Tanah Air, yaitu Nur Fajri Romadhon, Lc, anggota komite fatwa MUI Jakarta sekaligus Kepala Deputi Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Jakarta.
Dalam waktu dua jam Ustaz Nur Fajri, Lc membahas terkait fenomena sikap tidak moderat dalam beragama, kedudukan kebenaran baik dari ijma’ yang absolut dan ketika terdapat perbedaan ijtihad dari ulama, serta bagaimana kedudukan dari berargumen dengan pendapat lemah.
“Informasi atau pendapat yang lemah seringkali digunakan sebagai landasan untuk mendukung penyampaian argumen. Fenomena ini perlu dibahas lebih lanjut mengingat pentingnya posisi dalil dalam Islam agar pemahaman dan praktik ajaran Islam semakin kuat dan terarah,” ujar Yustie selaku Tim Pengurus SPI 14 Jakarta menerangkan alasan pemilihan tema Studium Generale kali ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Diharapkan peserta yang hadir dapat lebih bijak dalam memilih landasan atau dalil untuk mendukung sebuah argumen serta dapat menentukan sikap saat berhadapan dengan individu atau kelompok yang menggunakan landasan lemah dalam argumentasinya.
Ustaz Nur Fajri menerangkan dengan logis bahwa kebenaran Islam disampaikan secara mutawatir, dari zaman Rasulullah hingga ke zaman kita sekarang.
Jika ijma’ atau tidak ada perbedaan, maka kebenaran itu bersifat absolut.
Namun, jika dalam suatu masa ditemukan perbedaan, kita hanya bisa menduga kebenaran dari salah satu pendapat dari berbagai pendapat dalam kasus ijtihadiyyah dengan mempertimbangkan pendapat terdahulu apabila hal itu merupakan isu lama.
Karena sebagai bentuk penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mungkin umat muslim salah semua secara kolektif.
Studium Generale SPI 14: Seni Berpendapat dengan Dalil Bukan Hawa Nafsu
Baca juga: SPI Jakarta: Upaya Menjemput Peradaban Islam dengan Menghidupkan Tradisi Ilmu
Kembali fenomena masa kini, orang liberal senantiasa mencari dalil apapun, walaupun lemah untuk menghalalkan hukum yang mereka ingin halalkan.
Contohnya dalam isu homoseksual maupun menutup aurat bagi wanita muslimah merdeka.
Agenda Studium Generale meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta.
“Banyak ilmu baru yang bisa saya petik, salah satu yang paling saya ingat bahwa tidak boleh mencari-cari pendapat ulama yang paling ringan dan mencampuradukkan pendapat-pendapat dengan berlandaskan hawa nafsu” ungkap Afra, salah satu peserta yang datang jauh-jauh dari Bekasi sekaligus alumni SPI tahun sebelumnya.
Dalam agenda Studium Generale SPI tahun ini pengurus SPI sekaligus mengenalkan rangkaian Sekolah Pemikiran Islam Jakarta angkatan ke-14 yang akan diadakan pada bulan Agustus-Januari di Aulia INSISTS setiap hari Rabu malam.
Yustie berharap SPI semakin dikenal oleh berbagai elemen masyarakat sehingga semakin banyak juga orang yang tertarik untuk mendalami pemikiran Islam melalui SPI.[Sdz]