ChanelMuslim.com- Spanyol akhirnya tercatat sebagai negara Eropa kedua setelah Italia yang paling parah penyebaran wabah corona. Untuk mencegah penyebaran corona, pemerintah Spanyol berlakukan negara dalam keadaan darurat corona. Berikut ini penerapannya.
Terhitung sejak Sabtu, 14 Maret, seperti disiarkan televisi CNN, pemerintah Spanyol berlakukan negara dalam darurat corona. Sosialisasi pun telah disampaikan pemerintah kepada warganya. Sejumlah aturan sudah dikeluarkan, demi mencegah penyebaran corona.
Tindakan tegas pun tidak segan-segan dilakukan untuk mereka yang melanggar. Tentunya, bukan dengan cara memberikan hukuman penjara. Tapi, dengan memberlakukan denda. Tiap provinsi berbeda-beda berapa jumlah denda yang ditetapkan. Untuk Madrid misalnya, mereka yang melanggar bisa kena denda sebesar 14 ribu Euro atau sekitar 200 juta rupiah. Wow!
Denda yang lumayan besar itulah, boleh jadi, membuat warga tidak main-main dengan pelanggaran yang mereka lakukan. Sesepele apa pun peraturan yang mereka nilai, tidak membuat mereka berani melakukan pelanggaran. Apa saja?
Warga dilarang keluar rumah, kecuali untuk keperluan darurat. Yang dimaksud darurat dalam aturan tersebut antara lain, pergi ke rumah sakit, pergi ke toko obat, dan pergi belanja kebutuhan pokok di supermarket.
Pergi keluar rumah untuk keperluan tersebut pun tidak bisa dilakukan semena-mena. Warga yang keluar rumah hanya boleh satu orang. Jadi, jika ada mobil pribadi yang membawa lebih dari satu orang, polisi akan menyetop dan melakukan pemeriksaan.
Begitu pun dengan tempat yang dituju. Jika mobil warga pergi ke tempat-tempat yang tidak disebutkan dalam pengecualian tadi: rumah sakit, toko obat, dan supermarket; maka polisi akan menyetop mobil dan melakukan pemeriksaan.
Hampir semua tempat umum ditutup sementara. Antara lain, sekolah, perkantoran, restoran, rumah ibadah, kampus, transportasi umum, sarana olah raga, dan lain-lain. Seolah-olah, dinamika warga Spanyol yang keluar rumah hanya berada di tiga titik: rumah sakit, toko obat, dan supermarket.
Tidak heran jika di semua jalan di Spanyol lebih banyak kendaraan patroli polisi daripada mobil warga. Ketegasan pihak aparat keamanan di jalan-jalan Spanyol dinilai baik. Hampir tidak ada aparat yang bermain “mata” dengan warga yang melakukan pelanggaran.
Lalu, bagaimana dengan warga yang malas memasak kebutuhan mereka jika restoran ditutup? Dalam hal ini, pemerintah Spanyol membolehkan warga untuk membeli makanan siap saji, tapi hanya dengan cara online.
Namun begitu, pemerintah Spanyol menjamin kebutuhan pokok warga tersedia di supermarket. Sehingga, tidak ada kepanikan warga untuk memborong sembako. (Mh)