ADA skuter di masjidil haram untuk keperluan tawaf. Dengan adanya skuter tersebut, jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia mendapat kemudahan mengelilingi Ka’bah.
Baca Juga: Jamaah Umrah Diberikan 34 Jalur di Daerah Tawaf yang Berjarak Sosial
Skuter di Masjidil Haram untuk Tawaf
Tawaf tak hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki, tetapi juga menggunakan kursi roda, bahkan kini juga tersedia skuter listrik.
Jemaah dapat memanfaatkan semua fasilitas itu demi memperlancar proses ibadah.
Skuter listrik disediakan di lantai 3 Masjidil Haram. Fasilitas ini langsung terlihat begitu jemaah telah tiba di lantai 3, tak jauh dari tangga pertemuan lantai 2 ke 3.
Di sana, terdapat sejumlah skuter yang terparkir di sisi kiri seberang dinding yang dekat dengan Ka’bah.
Beberapa anggota Media Center Haji (MCH) mengunjungi fasilitas skuter listrik di lantai 3 Masjidil Haram, Senin (27/6/2022) siang, sekitar pukul 11.00.
Beberapa petugas menyapa MCH dengan ramah. Para petugas itu mudah dikenali karena mengenakan seragam: gamis putih yang dibalut rompi hijau serta sorban putih motif merah.
Pada rompi, tertera nomor indentitas. Jadi, mereka adalah petugas resmi.
Saat melihat seragam bertuliskan “Indonesia”, seorang petugas terseyum dan berkata, “Terima kasih.”
Menurut Bandar (38 tahun), salah satu petugas, skuter sudah beberapa tahun ini disediakan di Masjidil Haram.
Fasilitas disiapkan untuk semua jemaah, baik yang sakit, berkebutuhan khusus, kelelahan, atau jemaah yang memang ingin menjajal tawaf dengan skuter.
Saat jumlah jemaah yang tawaf sangat banyak, biasanya saat maghrib, sebagian jemaah kemudian naik ke lantai 3 dan tawaf menggunakan skuter.
Skuter berbentuk mirip antara sepeda motor atau semacam boom-boom car di Indonesia. Tempat duduknya di bagian belakang, berukuran selebar bangku untuk dua orang, dengan sandaran punggung.
Operasi mesin ini dikendalikan oleh tangan. Ada dua tuas, masing-masing di bawah setir. Tuas kanan untuk melaju. Tuas kiri untuk mengerem.
Ada dashboard di kepala skuter yang menunjukkan lebih rinci pengendalian mesin, seperti daya baterai dan pengaturan kecepatan.
Skuter dapat digenjot sampai rata-rata 20 kilometer per jam.
Daya skuter dipasok dari listrik. Saat daya habis, ada alat dengan sambungan kabel untuk mengisi dayanya kembali.
Menurut petugas, skuter ini diproduksi di Korea. Jumlah skuter yang tersedia cukup banyak, lebih dari 500 buah.
Ada beberapa gudang untuk menyimpannya di lantai 3 Masjidil Haram.
Menurut penuturan para petugas, sewa skuter untuk tawaf atau sa’i untuk dua orang seharga 115 riyal atau sekitar Rp460.000.
Jika satu orang, maka harga 57 riyal (sekitar Rp230.000). Ada pula paket tawaf dan sa’i sekaligus.
Paket ini dihargai 230 riyal (Rp920.000) untuk dua orang, dan 115 riyal untuk satu orang.
Itu harga pas, tidak bisa ditawar-tawar, dan tertempel jelas di dinding dekat parkir kumpulan skuter.
Sekali sewa, jemaah dapat waktu sekitar dua jam.
Jika dibandingkan, maka harga sewa skuter ini sedikit lebih murah daripada sewa kursi roda di lantai dua Masjidil Haram.
Fasilitas ini bisa jadi alternatif bagi jemaah yang membutuhkan alat bantu untuk menunaikan tawaf.
Jarak tawaf di lantai 3 Masjidil Haram sekitar satu kilometer sekali putaran. Jika tujuh kali putaran, maka kira-kira totalnya tujuh kilometer.
Dengan skuter, jarak itu dapat ditempuh kurang dari satu jam. Untuk sa’i antara Shofa dan Marwa, yang berjarak total 2,8 kilometer, bisa ditempuh lebih singkat. [Cms]
Sumber: Kemenag.go.id/Dodo Murtado