ChanelMuslim.com – DPP Persatuan Ummat Islam (PUI) akan menggelar diskusi internasional yang bertema “Islam bukan alat propaganda politik busuk”. Diskusi ini rencananya akan diselenggarakan Rabu, 16/15/2015 di Masjid al-Inabah Jakarta Selatan ini sebagai bentuk reaksi atas pernyataan rasialis calon presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Islam.
Rencananya dalam diskusi itu akan menghadirkan Imam Masjid New York Amerika Serikat Syamsi Ali yang merupakan orang Indonesia, mewakili dunia internasional dan Gubernur Jawa Barat KH. Ahmad Heryawan yang merupakan Ketua Majelis Syuro PUI.
Menurut Ketua Umum DPP PUI H. Nazar Haris, diskusi ini penting agar dunia internasional lebih mengenal Islam sebagai agama rahmat bukan agama penebar permusuhan. Islam bukan untuk dijadikan alat propaganda politik busuk dunia internasional yang membenci Islam. “Diksusi sangat penting sebagai respon terhadap rasialis Donald Trump. Kita (umat Islam) harus menggali lebih dalam bagaimana Islam di Amerika Serikat,” katanya dalam rilis resmi yang diterima ChanelMuslim.com.
Lebih lanjut dia mengatakan, dunia internasional harus lebih mengenal Islam sebagai agama rahmat dan damai. “Tidak bisa dibiarkan sikap rasialis menjadi dagangan politik busuk Donal Trump. Amerika Serikat mampu berdampingan hidup dengan 120 ribu warga muslim. Itu artinya, Islam diterima oleh berbagai kalangan lintas suku, agama dan budaya,” tandasnya.
Sekretaris Jenderal DPP PUI,H. Iman Budiman menambahkan, pernyataan Donald Trump yang rasialis akan semakin membuka orang untuk mengenal Islam.
Donald Trump harus ingat bahwa pasca tragedi propaganda 9 September 2001 banyak warga Eropa termasuk Amerika Serikat memeluk Islam. “Mereka bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan hakikat Islam sesungguhnya,” tambahnya.
Kehadiran KH. Ahmad Heryawan dalam diskusi inibukan saja kapasitasnya sebagai Gubernur Jawa Barat saja, tetapi beliau adalah ulama yang menjabat di pemerintahan. “Beliau aktivis dakwah yang secara komprehensif bisa menjelaskan, bahwa umat Islam bisa berkiprah untuk peradaban dunia,” pungkas Iman. (nf)