ChanelMuslim.com – Imam Besar di Islamic Center of New York Imam Shamsi Ali mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden lebih memberikan harapan kepada umat Islam di Amerika Serikat terutama Palestina.
“Memang Joe Biden ada harapan-harapan untuk umat Islam. Ada demokrasi di situ. Tergantung beberapa waktu ke depan. Secara umum, selalu memperhatikan HAM, ini kesempatan bagi kami masyarakat muslim untuk melakukan pendekatan hak saudara kita di Palestina, Kasmir, Uigur, Myanmar,” ujar Shamsi Ali dalam Sharing Session di Hotel Harris FX, Jakarta Pusat, Selasa (2/3/2021).
Berbeda dengan, Donald Trump, pada masa pemerintahannya berusaha mempersempit orang Amerika untuk memeluk Islam.
“Di zaman Donald Trump, pergerakan Islam menghadapi tantangan yang luar biasa, tapi ia tidak bisa menghalangi laju perkembangan Islam di AS,” ujarnya.
Shamsi Ali berharap Joe Biden melakukan langkah lebih rasional dalam hubungan Internasional.
“Rasional maksudnya membangun hubungan yang namanya multilateral kembali,” kata Shamsi Ali.
Dalam hubungan internasional, lanjut Shamsi Ali, Joe Biden akan mengembalikan hak Palestina ke meja perundingan. Ia menuturkan ada sejumlah kebijakan Joe Biden yang sejalan dengan kepentingan umat Islam, misalnya, menghapus kebijakan pelarangan umat Islam masuk AS yang diusulkan Donald Trump atau yang dikenal dengan Muslim Ban.
Selain itu, terdapat sejumlah orang Islam yang ditarik masuk ke jajaran pemerintah Biden.
“Ada beberapa janji yang sudah ditepati. Tapi namanya politik. Kita lihat ke depan,” tutur Shamsi Ali.
Pada masa pemerintahan era Trump, ia tidak pernah melibatkan Palestina dalam pembahasan perebutan negara tersebut oleh Israel.
“Ada harapan kepada Joe Biden tapi jangan terlalu gembira berlebihan, termasuk masalah Palestina. Kalau Biden mengubah apa yang sudah diusulkan Donald Trump, maka ia menghadapi dinding besar,” tutupnya.
Namun, Joe Biden akan mengembalikan hubungan Internasional Amerika agar berjalan secara rasional.
“Minimal, Joe Biden akan melibatkan Palestina atau PLO dalam meja perundingan,” tutup Shamsi Ali.[ind/Walidah]