DOKTER menolak meninggalkan Gaza, kemudian meninggal di Penjara Israel.
Awal bulan ini, warga Palestina yang dilanda perang dan trauma terbangun dengan berita buruk.
Dilansir dari trtworld, dokter Adnan Al-Bursh, petugas medis terkenal yang terus merawat pasien yang terluka di Gaza bahkan ketika bom berjatuhan di sekelilingnya, telah terbunuh saat dia berada di Gaza. tahanan militer Israel.
Al-Bursh, kepala departemen ortopedi di Rumah Sakit Al-Shifa yang dibom di Gaza, meninggal di penjara militer Ofer Israel, yang terletak di Tepi Barat yang diduduki dan dikenal sebagai salah satu pusat penahanan di mana warga Palestina menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Dia dipukuli sampai mati. Mantan tahanan yang tinggal bersamanya di penjara yang sama mengatakan dia memiliki tanda-tanda trauma pada wajah dan kepala,” kata Ghassan Abu Sittah, seorang ahli bedah plastik dan rekonstruksi Inggris-Palestina, yang bekerja bersama Al-Bursh di rumah sakit Gaza selama konflik sebelumnya.
Berita kematian Al-Bursh baru diketahui publik setelah beberapa tahanan yang dibebaskan pada tanggal 2 Mei di penyeberangan Karam Abu Salem menceritakan hal tersebut kepada LSM Palestina.
Militer Israel dengan cepat mengkonfirmasi laporan bahwa dokter tersebut memang meninggal pada 19 April.
Baca juga: Perkemahan Solidaritas Gaza: Kita, Sebagai Pendidik, Perlu Melindungi Siswa Kita
Seorang Dokter Menolak Meninggalkan Gaza. Kemudian Meninggal di Penjara Israel
Israel menolak melepaskan jenazah Al-Bursh dan para aktivis mengatakan hal itu karena Tel Aviv tidak ingin dunia mengetahui bahwa dia disiksa hingga meninggal.
“WHO harus menuntut agar jenazahnya dikembalikan agar penyebab kematiannya dapat ditentukan dan keluarganya bisa tenang,” kata Abu Sittah.
“Kehidupan 100 petugas kesehatan di penjara-penjara Israel kini terancam.”
Pada tanggal 11 Mei, CNN menerbitkan laporan investigasi berdasarkan wawancara para pelapor yang bekerja di pusat-pusat penahanan, merinci bagaimana warga Palestina yang ditangkap dari Gaza dipukuli, ditutup matanya, tangan mereka diamputasi karena luka yang disebabkan oleh borgol dan ditendang serta dipukul sebagai bentuk balas dendam.
Al-Bursh dan Dr Ahmed Muhanna, petugas medis Palestina lainnya, ditangkap pada bulan Desember atas dasar keamanan nasional selama serangan militer Israel di rumah sakit Al Awda di kamp Jabalia di Gaza, kata Abu Sittah.
Sejak itu, tidak ada kabar mengenai kondisi mereka sampai Israel mengkonfirmasi bahwa Al-Bursh telah meninggal di penjara Ofer.[Sdz]