SEORANG anak Palestina meninggal akibat luka tembak Israel di dekat Ramallah.
Dilansir dari trtworld, seorang anak Palestina meninggal karena luka-luka yang diakibatkan oleh tembakan tentara Israel di dekat kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.
Saksi mata mengatakan pasukan Israel menggerebek kamp Al Amari, mengakibatkan beberapa orang terluka akibat tembakan termasuk Muhammad Murad Ahmad Hoshiya yang berusia 12 tahun.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (22/06/2024), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan “anak tersebut, Muhammad Murad Ahmad Hoshiya, 12 tahun, meninggal karena luka kritis yang dideritanya sekitar seminggu yang lalu di Ramallah.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada tanggal 14 Juni bahwa kru ambulans telah membawa ke rumah sakit seorang anak berusia 12 tahun yang terluka oleh peluru tajam di perutnya selama tentara pendudukan menyerbu kamp Al Amari di Ramallah, menggambarkan kondisinya kritis.
Saksi mata mengatakan bahwa pasukan Israel menyerbu kota Al Bireh dan menyerbu kamp Al Amari, dan lingkungan Umm Al Sharayet di selatan kota, mengakibatkan tujuh orang terluka akibat tembakan, kata Kementerian Kesehatan.
Baca juga: Stok Susu Langka, Anak di Gaza Terpaksa Konsumsi Tepung
Seorang Anak Palestina Meninggal Akibat Luka Tembak Israel di Dekat Ramallah
Militer Israel secara rutin melakukan penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki selama beberapa tahun terakhir, yang meningkat seiring dimulainya perang di Gaza pada Oktober lalu.
Warga Palestina juga menghadapi serangan kekerasan dari pemukim ilegal.
Sejak 7 Oktober lalu, setidaknya 552 warga Palestina telah tewas, termasuk 132 anak-anak, dan hampir 5.200 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel di wilayah pendudukan, menurut Kementerian Kesehatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.[Sdz]