ChanelMuslim.com – Santri Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Surabaya Jurusan Tata Busana mengikuti kegiatan pelatihan ecoprint bersama anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 04 Perumdos ITS, Sabtu, (13/3) kemarin. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal untuk para santri dalam berkarya dengan memanfaatkan bahan dari lingkungan sekitar.
Dalam pelatihan ini, para santri mempelajari teknik membuat pola dan memberi warna pada sebuah kain menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan seperti bunga, daun, batang, dan akar. Teknik membatik dengan ecoprint sendiri menjadi tren di beberapa tahun terakhir. Selain ramah lingkungan ecoprint juga memiliki nilai jual yang tinggi karena memiliki motif yang unik dan beragam.
Baca Juga: 135 Santri RGI Selesaikan Diklat, Siap Bersaing di Dunia Kerja
Iriani, selaku ketua ecoprint PKK RW 04 Perumdos ITS mengatakan batik ecoprint berbeda dengan batik cap dan batik tulis yang masih menggunakan bahan kimia pada tahap tertentu, ecoprint menggunakan bahan alami tanpa bahan sintetis.
“Setelah diberikan pelatihan teknik ecoprint ini, semoga santri RGI Surabaya jurusan tata busana dapat lebih terampil dalam memanfaatkan bahan-bahan yang ada menjadi sebuah karya yang luar biasa dan bernilai tinggi,” ujarnya.
Langkah Pembuatan Ecoprint
Adapun langkah pembuatan ecoprint dilakukan dengan menyiapkan kain 2 lembar yaitu pertama untuk kain utama (KU) dan kedua sebagai kain blacu (KB). KU direndaman 3 kali dengan bahan yang berbeda dan diakhiri dengan direndam pewarna alami selama semalaman atau minimal 5 jam sebelum proses ecoprint.
Setelah itu proses menempatkan daun di atas KU dan ditutup menggunakan KB yang telah di rendam dengan larutan tunjung. Proses berikutnya dililitkan dengan tali dan dikukus selama 2 jam. Proses terakhir kain yang sudah di kukus diangin-anginkan selama 1 minggu agar warnanya bertahan lama.
Dina Mardliyah, salah satu santri RGI Surabaya mengaku untuk pertama kalinya ia mengikuti kelas ecoprint. Banyak manfaat yang ia peroleh selain pengalaman baru juga mampu membuka wawasannya untuk menciptakan kreativitas dan inovasi produk di bidang fashion.
“Alhamdulillah, bersyukur sekali bisa mendapat pengalaman dan ilmu baru. Memanfaatkan daun yang biasanya hanya dibiarkan saja kini bisa menghasilkan motif unik dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Rasanya ingin terus belajar, meskipun prosesnya enggak mudah, tapi saya ingin terus melatih diri untuk selalu berkarya,” ungkapnya. [Wnd/rls]