ChanelMuslim.com – Mengutip diskriminatif dari RUU anti-teror C-51, Muslim Montreal mengatakan UU baru itu dapat mempengaruhi rencana mereka mengikuti pemilu pada Oktober mendatang, setelah mereka kehilangan kepercayaan pada partai Konservatif.
“Semua informasi yang saya dapat adalah tidak ada umat Islam yang mendukung Konservatif,” kata seorang Muslim Montreal, Hanadi Saad kepada CBC News.
RUU anti-teror C-51 pertama kali diperkenalkan ke Parlemen pada bulan Januari 2015 oleh anggota parlemen Quebec Steven Blaney.
RUU kontroversial, yang memberikan kekuasaan luas kepada polisi dan intelijen Kanada, menerima persetujuan dari kerajaan dan menjadi undang-undang pada bulan Juni.
Di bawah RUU tersebut, Canada Security Intelligence Service, CSIS, akan memiliki kemampuan untuk secara aktif mengganggu rencana teror, memperluas daftar larangan terbang dan memungkinkan polisi memiliki kontrol yang lebih besar dalam membatasi pergerakan tersangka.
Kritik dari RUU itu mengatakan bahwa RUU akan sangat memperluas kekuasaan CSIS, ke titik di mana ia akan menciptakan sebuah kekuatan polisi rahasia.
RUU C-51 dikutip oleh banyak anggota komunitas Muslim sebagai faktor utama dalam penilaian mereka pada pemilu 19 Oktober mendatang.
Muslim mengatakan mereka berharap Kanada akan memilih pemerintah yang akan mencabut atau memodifikasi RUU tersebut.
“RUU ini adalah anti-konstitusional dan sebagai Muslim, RUU itu buruk bagi kita. Ini bertentangan dengan Piagam HAM,” kata Hanadi Saad.
Sebelum pengesahan UU tersebut, NDP menentang RUU sedangkan Liberal mendukungnya, tetapi meminta beberapa modifikasi.
Awal tahun ini, sebuah kelompok pengawasan Islamofobia telah memperingatkan bahwa liputan media yang bias mendorong perpecahan dan rasisme di Quebec, terutama setelah serangan Paris.
Collectif Québécois Contre l’Islamophobie, telah mendokumentasikan lebih dari 123 serangan Islamofobia sejak Charlie Hebdo diserang Januari lalu.[af/onislam]