Chanelmuslim.com-Seorang bayi dengan bobot hampir 7 kg lahir di China beberapa waktu lalu. Kenapa bayi bisa lahir besar dan apa risiko buat bayi dan ibunya?
Bayi dianggap besar jika berat badannya lebih dari 4,5 kg atau disebut dengan macrosomic yang secara harfiah berarti ‘tubuh besar’. Sedangkan rata-rata berat bayi sekitar 3,4 kg.
Kondisi bayi besar sangat sulit didiagnosis ketika masih berada di dalam kandungan, karenanya, hal ini baru akan diketahui setelah bayi dilahirkan.
Biasanya, berat bayi yang dikandung akan diprediksi melalui pemeriksaan ultrasound. Tapi pengukuran ini juga tidak selalu akurat karena bisa terdapat perbedaan sekitar 10-15 persen antara berat yang diprediksi melalui ultrasound dengan berat bayi yang sebenarnya.
Dikutip dari Babycenter, salah satu faktor yang paling berpengaruh untuk kasus bayi besar adalah faktor genetika. Selain juga kadar gula darah yang tidak terkontrol selama hamil akibat mengalami diabetes gestational atau memang memiliki diabetes melitus.
Faktor lainnya adalah adanya peningkatan risiko obesitas pada ibu hamil dan juga peningkatan berat badan ibu yang terlalu besar selama hamil.
Jenis kelamin dari bayi yang dikandung juga bisa berperan. Bayi laki-laki lebih sering memiliki berat badan besar dibandingkan anak perempuan.
Jika pernah melahirkan bayi dengan berat badan besar, ada kecenderungan kehamilan berikutnya juga memiliki bayi besar.
Namun, jika seorang ibu memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya jangan panik. Karena ada beberapa faktor lain yang tidak dapat dijelaskan yang dapat mempengaruhi berat badan bayi yang dikandung.
Risiko memiliki bayi dengan berat badan besar tentu akan mempengaruhi proses persalinan seperti:
– Ada kemungkinan ibu yang melahirkan mengalami peningkatan robek perineum
– Kehilangan darah yang lebih banyak atau kerusakan pada tulang selangka (tulang ekor)
– Ada juga kemungkinan kecil bayi mengalami distosia bahu, yaitu saat bahu bayi terjebak setelah kepalanya berhasil keluar.
Jika bayi memiliki distosia bahu, memungkinkan ia mengalami patah tulang leher atau kerusakan saraf di bahu dan lengan selama persalinan. Kerusakan saraf ini terjadi antara 4-16 persen kasus distosia bahu.
Karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan berat badan bayi yang dikandungnya, seperti melakukan olahraga secara teratur dan menghilangkan pemikiran bahwa dirinya harus makan untuk porsi dua orang. Serta rajin memeriksakan kadar gula darahnya selama hamil, meskipun sebelumnya tidak memiliki diabetes.(ind/dethealth)