ChanelMuslim.com – Sekitar 2.000 aktivis hak-hak sipil, pada Sabtu lalu berupaya untuk terus memperjuangkan hak pilih dan keadilan hukum di bawah kepemimpinan Donald Trump. Demonstrasi ini dilakukan tepat sepekan jelang pelantikan Trump sebagai presiden AS yang akan dilakukan pada Jumat (20/1).
Demonstran yang sebagian besar merupakan warga kulit hitam ini mengawali pawai dari dekat Washington Martin Luther King Jr Memorial.
Menurut laporan Reuters, koordinator lapangan menyerukan salah satu poin tuntutan mereka yakni untuk memperjuangkan hak-hak minoritas dan undang-undang pelayanan kesehatan yang sebelumnya telah ditanda tangani Presiden Barack Obama, namun berusaha dicabut kembali oleh Trump.
Salah seorang aktivits sekaligus pendeta Al Sharpton yang tergabung dalam demonstrasi tersebut mendorong Partai Demokrat yang notabene adalah oposisi untuk melakukan tindakan nyata terkait hal ini.
“Meskipun di bawah guyuran hujan kami tetap bergerak memperjuangkan hak yang seharusnya kami peroleh, sesuatu yang lebih diperlukan ketimbang satu Pemilu untuk membalikkan hal itu,” kata Al Sharpton.
Seperti diketahui Donald Trump berhasil mengungguli Hillary Clinton dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Trump menang berkat platform politiknya yang dianggap populis, mulai dari rencana membangun tembok pemisah di perbatasan AS-Meksiko, membatasi imigran dari negara-negara muslim, mengembalikan produksi sejumlah industri strategis ke dalam negeri, hingga menutup Obamacare.
Bukan itu saja, keputusan Trum memilih Senator Jeff Sessions dari Alabama menjadi jaksa agung memicu kekhawatiran kaum minoritas. Terpilihnya Sessions dianggap sebagai upaya untuk melemahkan hak pilih kelompok minoritas dan menghentikan reformasi peradilan kriminal.
Unjuk rasa kali ini juga diikuti oleh kelompok Hispanik La Raza, para politisi, keluarga Afro-Amerika korban kekerasan polisi, Liga Urban Nasional, Keluarga Berencana dan Kampanye HAM yang merupakan kelompok pembela hak-hak LBGT.
Sebagai aksi lanjutan, sekitar 30 kelompok demonstran berencana akan terus mengajukan protes bukan hanya sebelum, tetapi juga selama dan setelah proses pelantikan. Para demonstran mengaku berencana melakukan aksi penutupan pelantikan tersebut.[af/cnn]