Chanelmuslim.com- Pasca putusnya jembatan gantung di Kampung Cipiit, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, belasan relawan Palang Merah Indonesia menyiapkan diri sebagai ‘jembatan hidup’ untuk siswa-siswa SD yang biasa melintasi jembatan gantung untuk berangkat sekolah (Senin/14 Maret).
Jembatan sepanjang kurang lebih 60 meter ini putus akibat meluapnya sungai Cimea pada Jumat (11/3). Dengan putusnya jembatan, maka dua desa yang terpisah sungai pun akhirnya ikut mengalami kesulitan. Untuk ukuran orang dewasa, sungai bisa dilalui dengan berpegangan tali sling bekas jembatan putus. Tapi untuk anak-anak SD, sangat berbahaya.
Keadaan ini menggerakkan belasan relawan PMI untuk menyeberangkan siswa-siswa SD dengan cara menggendong, satu per satu. Hal ini akan terus dilakukan, hingga jembatan sementara sudah bisa digunakan.
“Kami tidak ada alokasi dana untuk pembuatan jembatan sementara, jadi kami menyiagakan relawan untuk bantu warga dan anak-anak SD untuk menyeberang,” kata Humas PMI Atep Maulana kepada detikcom.
Sekitar jam setengah enam pagi, para relawan PMI ini sudah berada di lokasi untuk menyeberangkan anak-anak SD. Begitu pun ketika mereka pulang sekolah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengaku sudah melakukan assessment ke lokasi putusnya jembatan itu. Namun, pihak BPBD juga mengaku tak pegang anggaran.
“Kami sudah komunikasi dengan pihak Pekerjaan Umum, harus dikaji dulu dan kalau untuk waktunya saya kurang tahu. Yang pasti nunggu pengkajian dulu,” singkatnya kepada Detikcom.
Fenomena ini mengingatkan kita dengan kejadian yang sering berlangsung di Serang, Banten, dan beberapa wilayah Indonesia yang dilalui sungai-sungai besar. Terputusnya jembatan gantung selebar 80 cm dan panjang sekitar 60 meter ini sangat mengganggu kebutuhan masyarakat desa yang terisolir. (mh/foto:detikcom)