Satu keluarga yang terdiri dari dua orangtua dan sembilan anak sebelumnya dicegat otoritas AS ketika akan berangkat dari Bandara Gatwick, London pada Selasa lalu.
Keluarga itu mengatakan telah diberikan visa online beberapa pekan sebelum keberangkatan dan ketika tidak diperbolehkan terbang, mereka juga tak diberi tahu alasannya.
Sumber pemerintah AS mengatakan hanya seorang pria anggota keluarga yang dianggap dilarang terbang ke AS. Tapi karena mereka telah memesan tiket bersama, mereka semua ditolak atas instruksi dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Departemen Pertahanan Dalam Negeri AS.
Sumber tersebut menolak untuk menawarkan informasi lebih lanjut mengenai identitas anggota keluarga yang dilarang, atau alasan mengapa anggota keluarga itu tak diizinkan masuk ke AS.
Dua sumber yang dekat dengan kasus tersebut mengatakan bahwa badan intelijen Inggris tidak terlibat dalam keputusan AS. Seorang pejabat keamanan AS mengatakan tidak jelas apakah ada aspek kontraterorisme dalam kasus ini.
Anggota parlemen Stella Creasy, yang mewakili wilayah London utara di mana keluarga tersebut tinggal, mengatakan ia telah meminta kantor Cameron untuk membantu menyelesaikan kasus ini.
“Tidak hanya keluarga ini yang marah. Kevakuman yang diciptakan oleh penolakan untuk memberi konteks dalam keputusan ini memicu kebencian dan perdebatan,” ujar Creasy.[af/cnn]