ChanelMuslim.com- Panglima Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo akhirnya akan digantikan.
Melalui surat Presiden Joko Widodo tertanggal 3 Desember yang diajukan ke DPR, posisi Gatot akan digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat ini sebagai Kepala Staf Angkatan Udara.
Calon tunggal pengganti Gatot Nurmantyo nantinya akan dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR. Ditargetkan, sebelum masa reses akhir Desember ini, TNI sudah memiliki panglima baru.
“Pesan” Fenomenal dan Terakhir Gatot Nurmantyo
Jenderal kelahiran Tegal tanggal 13 Maret 1960 ini menjabat Panglima TNI sekitar 2 setengah tahun sejak tanggal 8 Juli 2015. Saat itu, beliau dilantik Presiden Jokowi menggantikan Jenderal Moeldoko.
Ada yang menarik dari ayah tiga anak ini. Pada momen akhir September lalu, Jenderal Gatot mengeluarkan instruksi kepada anggota TNI dan keluarga untuk menonton film G 30 S/PKI karya Arifin C. Noer. Film ini biasa diputar di setiap akhir September di rezim Orde Baru dan mulai dilupakan di era reformasi akhir tahun 90-an.
Instruksi ini tergolong lain dari yang lain. Sepertinya, belum pernah ada sejak era reformasi, Panglima TNI mengeluarkan instruksi seperti yang dilakukan suami Enny Trimurti ini. Dan itu ia lakukan di saat tahun terakhir masa jabatannya menjelang usia pensiun pada Maret 2018.
Kehebohan pun sempat mencuat di akhir September itu. Pro dan kontra bermunculan saling “berduel” satu sama lain. Namun, umumnya masyarakat tersadar dan mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Gatot.
Seperti sebuah permainan strategi tingkat tinggi, kehebohan yang dimunculkan Jenderal Gatot justru membuat masyarakat, khususnya generasi muda tertarik untuk menyaksikan dan menyimak film bahaya PKI itu.
Bukan hanya tentara dan keluarganya, bahkan masjid, sekolah, pesantren, lembaga profesional, kelompok masyarakat di RT/RW pun ikut berbondong-bondong menyimak kembali film G 30S/PKI.
Entah apa yang sebenarnya dimaksudkan dari pesan Jenderal Gatot ini kepada Indonesia. Namun, sejumlah pihak yang pernah punya hubungan khusus dengan PKI di era orde lama pun panik. Mereka yang sebelumnya sudah berani menampilkan diri di publik sebagai bagian dari PKI, secara teratur pun mulai tiarap lagi.
“Pesan” khusus tentang PKI Bangkit ini tentu bukan asal pesan. Sekaliber panglima TNI yang memilik intelijen dan kajian pertahanan yang mumpuni, pesan tentang PKI boleh jadi sudah sangat tidak tertahankan, alias sangat berbahaya.
Pesan tentang PKI Bangkit seperti ini mengingatkan publik dengan sosok Habib Rizieq Shihab yang kini tinggal di luar negeri. Berbeda dengan Jenderal Gatot, Imam Besar FPI ini lebih kongkrit lagi pada dugaan simbol palu arit yang terdapat pada uang kertas baru.
Dengan kata lain, pesan kewaspadaan terhadap kebangkitan PKI sudah disuarakan dua lembaga besar di tanah air. Yaitu, Habib Rizieq yang mewakili kegelisahan ulama, dan Jenderal Gatot yang mewakili naluri pertahanan dan keamanan TNI.
Mencermati pesan yang lebih tepatnya peringatan dari Jenderal Gatot Nurmantyo tentang PKI Bangkit ini mestinya menjadi hadiah perpisahan yang berharga untuk bangsa Indonesia. Selamat jalan, Jenderal! Terima kasih telah mengingatkan kami. (mh)