GEMPA 7,8 M mengguncang Gaziantep sekitar jam 4 pagi. Penduduk kota berhamburan keluar gedung. Dan, kota pun porak poranda dalam hitungan menit.
Senin tanggal 6 Februari menyapa kota Gaziantep. Sekitar jam 4.16 pagi waktu setempat, sebagian warga di kota bersejarah ini masih terlelap tidur.
Pasalnya, waktu Subuh masih jauh. Subuh saat ini di kawasan sekitar Turki datang pada jam 6.05 pagi. Atau masih hampir dua jam lagi.
Kalau diilustrasikan di Jakarta dengan waktu Subuh sekitar setengah lima pagi, jam 4 pagi di Turki setara dengan pukul setengah tiga pagi. Waktu yang masih tergolong dini hari.
Di sekitar jam empatan itu, warga Gaziantep yang berjumlah sekitar dua juta jiwa itu umumnya masih terlelap tidur di rumah. Dan rumah-rumah di Gaziantep sama dengan rumah-rumah umumnya perkotaan di Turki. Yaitu, berbentuk apartemen atau rumah susun.
Gaziantep merupakan kota paling selatan di Turki. Daerah ini berbatasan langsung dengan negara Suriah. Tak jauh dari Gaziantep, ada kota Aleppo dan Idlib yang masuk negara Suriah bagian utara.
Jarak antara Gaziantep dengan Istanbul sangat jauh, sekitar 1.200 kilometer. Atau hampir sama dengan jarak antara Jakarta Bali.
Perjalanan dengan mobil dari Istanbul ke Gaziantep bisa memakan waktu sekitar 12 jam.
Kembali di jam 4.16 waktu Gaziantep. Beberapa saat kemudian, sebuah gempa berkekuatan 7.8 M tiba-tiba mengguncang kota seluas Jabodetabek ini. Sejumlah gedung ambruk beserta penghuninya. Sebuah awal fajar yang sangat memilukan.
**
Bukan hanya wilayah Gaziantep saja yang terkoyak dahsyatnya gempa. Wilayah-wilayah di sekitarnya pun terkena. Hal ini karena gempa dipicu oleh patahan Anatolia Timur yang memanjang sejauh 700 kilometer.
Di sebelah selatan Gaziantep terdapat dua kota yang masuk negara Suriah yang juga ikut terkena gempa. Dua kota itu adalah Aleppo dan Idlib. Dari kawasan Suriah ini setidaknya 1.400 orang tewas tertimbun reruntuhan gedung. Angka korban akan terus bertambah.
**
Waktu jam satu siang waktu daerah Kahramanmaras masih sibuk dengan evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan gedung.
Kahramanmaras terletak di sebelah utara Gaziantep. Luasnya hampir sama dengan Kabupaten Bogor. Tapi penduduknya tidak sebanyak Bogor. Hanya sekitar lima ratusan ribu jiwa.
Dari jam 4 pagi hingga jam 1 siang, warga di daerah Kahramanmaras masih berkutat dengan evakuasi korban. Warga berjibaku menyelamatkan korban-korban yang masih bisa diselamatkan.
Tapi, sebuah gempa susulan datang di luar dugaan mereka. Sekitar jam 13.23, gempa 7.5 M berpusat di daerah ini.
Suasana evakuasi tiba-tiba berubah menjadi perjuangan untuk menyelamatkan diri masing-masing. Bersamaan dengan gempa susulan tersebut, sejumlah gedung yang belum ambruk akhirnya ikutan rata dengan tanah.
Di dua wilayah antara Gaziantep dan Kahramanmaras serta daerah-daerah kecil di sekitarnya, setidaknya sudah 2.600 orang tewas.
Jadi total korban tewas sementara dari warga Turki dan Suriah kurang lebih sekitar 5 ribu orang. Angka ini sekali lagi akan terus bertambah.
Sebuah lembaga geologi di Amerika bahkan memperkirakan korban tewas di kawasan gempa itu tidak kurang dari 10 ribu jiwa.
Sementara warga yang selamat tidak berani memasuki gedung-gedung tempat mereka tinggal. Mereka lebih memilih berkumpul di ruangan terbuka, meski suhu udara di sana antara 4 dan 7 derajat Celsius.
**
Turki berduka. Saatnya membantu meringankan penderitaan saudara seiman di sana. Selain korban tewas dan luka-luka, kerugian materil diperkirakan mencapai 10 milyar dolar. [Mh]