PERUBAHAN sosial global yang berlangsung cepat dinilai membawa tantangan serius bagi ketahanan keluarga dan kesehatan mental masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Suleyman Derin, Visiting Professor di ISTAC, International Islamic University Malaysia (IIUM), serta dosen di Faculty of Theology, Marmara University, Istanbul, Turki, dalam pemaparannya mengenai dampak megatren global terhadap keluarga.
Menurut Prof. Suleyman, salah satu tantangan utama yang dihadapi keluarga saat ini adalah redefinisi nilai moral.
Ia menilai terdapat kecenderungan global untuk menggeser nilai-nilai tradisional dan menggantinya dengan pandangan yang lebih fleksibel.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam konteks pendidikan, penekanan pada kebebasan individu dinilai semakin dominan, sementara batasan moral dianggap kurang mendapat perhatian.
Ia juga menyoroti adanya perubahan terhadap struktur keluarga tradisional. Prof. Suleyman menyebut bahwa peran ayah dan ibu mengalami pergeseran, seiring dengan munculnya model keluarga yang lebih individualistik dan egaliter.
Perubahan ini, menurutnya, turut memengaruhi pemahaman terhadap peran perempuan dalam keluarga sebagai ibu dan istri.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dan Ketahanan Keluarga di Tengah Megatren Global
Isu gender dan orientasi seksual juga menjadi perhatian. Prof. Suleyman menyampaikan bahwa ideologi gender modern berpotensi mengaburkan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi pembentukan identitas anak.
Selain itu, ketergantungan berlebihan pada layar dan media sosial dinilai memperburuk komunikasi dalam keluarga serta meningkatkan risiko keterasingan emosional.
Lebih lanjut, ia menyinggung melemahnya otoritas orang tua akibat pengaruh media digital dan figur publik di dunia maya.
Baca juga: KNPK Indonesia Selenggarakan International Discussion Forum on Families (IDDF) 2025
Kondisi tersebut dinilai berkontribusi pada meningkatnya masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, terutama di kalangan perempuan.
Sebagai respons, Prof. Suleyman menekankan pentingnya pendekatan berbasis nilai-nilai Islam dalam merespons isu gender dan keluarga.
Ia merekomendasikan penguatan pendidikan orang tua serta kebijakan publik yang mendukung nilai moral dan ketahanan keluarga.
Pembahasan ini menegaskan perlunya upaya bersama untuk menjaga keseimbangan keluarga dan kesejahteraan mental di tengah dinamika sosial global yang terus berkembang.[Sdz]





