ChanelMuslim.com – Iklan rokok merupakan hal biasa di TV Amerika setengah abad yang lalu. Kini setelah hampir 50 tahun perusahaan rokok dilarang beriklan di televisi, kini mereka dipaksa untuk beriklan pada jam-jam yang paling banyak ditonton pemirsa.
Iklan baru itu adalah hasil gugatan hukum tahun 1999 yang diajukan pemerintahan Presiden Clinton untuk memulihkan miliaran dolar yang dihabiskan untuk perawatan medis bagi perokok.
Hakim federal tahun 2006 memutuskan perusahaan rokok besar menipu publik Amerika selama beberapa dekade mengenai efek merokok – dan memerintahkan mereka untuk menerbitkan "pernyataan-pernyataan yang korektif" di surat kabar dan di TV.
Tapi butuh perselisihan hukum selama 11 tahun mengenai kata-kata yang tepat bagi iklan yang akan ditayangkan tersebut.
President of Truth Initiative, Robin Koval mengatakan, "Mereka membuat iklan yang tidak akan terlalu menarik, seperti berwarna hitam putih dengan suara yang paling tidak menarik untuk didengar."
Iklan di televisi yang biayanya diperkirakan 30 juta dolar Amerika itu akan mulai ditayangkan akhir bulan November 2017 dan berlangsung selama satu tahun di jaringan televisi besar.
Tapi para aktivis anti-merokok mengatakan fakta bahwa konsumsi media telah beralih secara dramatis sejak keputusan tersebut, berarti iklan itu tidak akan mencapai demografi yang penting.
"Komposisi penonton di jaringan-jaringan ini sekarang yang berusia di bawah 24 tahun kurang dari lima persen, tentu saja karena perubahan besar mereka semua menonton YouTube dan Facebook dan banyak lagi tempat lainnya," tambah Koval.
Para pakar mengatakan lebih baik menjangkau anak-anak dan remaja sejak dini – sembilan dari sepuluh perokok mulai sebelum usia 18 tahun. Itu sebabnya banyak kampanye berfokus pada pemirsa yang lebih muda.
Ellie Mixter-Keller mulai merokok ketika masih SMA dan berlanjut selama lebih dari 30 tahun. "Berhenti merokok adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan sepanjang hidup saya," akunya.
Mengetahui bahaya merokok tidak membuatnya berhenti. Komplikasi operasi pinggul yang dialaminya membuatnya sadar untuk tidak memberontak lagi dan akhirnya mengatasi kecanduannya.
Mixter-Keller tidak terkesan dengan iklan baru itu, tapi ini akan menjadi yang pertama kalinya perusahaan tembakau dipaksa beriklan mengenai efek merokok yang mematikan dan adiktif.[ah/voa]