ChanelMuslim.com – Sekelompok Muslim Rohingya Sabtu kemarin berkumpul di depan gedung Capitol AS, untuk menandai peringatan pertama kekerasan terhadap komunitas mereka oleh tentara Myanmar di negara bagian Rakhine dan eksodus mereka ke Bangladesh.
Demonstrasi tersebut dikoordinasikan oleh beberapa organisasi Muslim dan Rohingya, termasuk Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Pusat Islam Dar Al-Hijrah, Kampanye Internasional untuk Rohingya dan Satuan Tugas Burma.
"Kami ingin pembantaian ini diterima sebagai genosida oleh AS dan komunitas internasional," Direktur Task Force Burma Hena Zuberi mengatakan kepada Anadolu Agency.
Lebih dari 750.000 orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar bulan Agustus lalu dan menyeberang ke Bangladesh, menghindari kekerasan dan pembantaian yang diprakarsai oleh tentara Myanmar.
Zuberi menyebutkan komunitas Rohingya berpikir bahwa eksodus akan menjadi solusi sementara dan segera Rohingya akan kembali ke rumah mereka, namun, satu tahun kemudian, mereka tetap berada di kamp pengungsian.
"Kami pikir ini hanya sementara. Tapi sudah setahun, dan tidak ada yang berubah. Jarumnya macet, dan kami ingin jarum ini bergerak," tambah Zuberi.
"Ini adalah panggilan dari orang-orang Rohingya, mereka telah menyerukan hari ini untuk ditandai di seluruh dunia,” kata dia
“Jadi kami dapat mendukung mereka, sehingga kami dapat berdiri dalam solidaritas dengan mereka, sehingga kami dapat mendidik orang-orang tentang genosida," Zuberi mengatakan, mencatat bahwa pemerintah AS harus mengambil inisiatif.
Sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 24.000 Muslim Rohingya telah dibunuh oleh pasukan negara Myanmar, menurut Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA).
Dalam laporannya baru-baru ini, Forced Migration of Rohingya: Pengalaman yang Tak Terkira, OIDA meningkatkan perkiraan jumlah Rohingya yang terbunuh menjadi 23.962 dari angka Doctors Without Borders sebelumnya sebesar 9.400.[ah/anadolu]