Merayakan kehidupan Nabi Muhammad (saw), ribuan Muslim Afrika Selatan berkumpul untuk menandai Maulid Nabi dengan menyampaikan pesan perdamaian dan cinta.
“Pesan kami di sini hari ini adalah pesan cinta dan bukan pesan cinta untuk kelompok atau orang-orang tertentu, tapi cinta untuk seluruh alam semesta,” ujar Syaikh Achmat Taheer Mohamed, seorang dosen dari Madina Institute dan seorang imam di Masjid Vangate, mengatakan kepada kerumunan massa di Stadion Athlone, lapor Cape Argus Senin kemarin (19/1/2015).
“Karena alasan ini Anda akan menemukan orang-orang sangat bersemangat tentang nabi Muhammad karena kita tahu tentang hidupnya, kita tahu tentang bagaimana dia bertindak.”
Ribuan perempuan dan laki-laki Muslim Cape Town berpakaian putih-putih, memadati Stadion Athlone pada hari Ahad lalu untuk menghadiri acara Maulid.
Acara tahun ini bertujuan untuk membersihkan kesalahpahaman seputar Islam dan Nabi Muhammad (saw) di negara Afrika.
“Anda tidak akan pernah menemukan seorang Muslim mengatakan atau menulis apa-apa terhadap agama lain,” kata Syaikh Mohamed.
“Jika Anda menemukan hal semacam itu, Anda tahu bahwa itu bukan Islam, karena Islam tidak mengajarkan seperti itu.
“Jika Anda melihat ke dalam sejarah Islam Anda akan menemukan bahwa tidak ada catatan umat Islam menghujat agama lain,” tambahnya.
Acara, yang datang lebih dari seminggu setelah insiden serangan Paris, berfokus pada hak untuk kebebasan berbicara.
Syaikh Abdurahmaan Alexander adalah salah satu cendikiawan yang menunjukkan dukungannya untuk kebebasan berbicara.
“Dalam solidaritas dengan 1,7 miliar umat Islam di seluruh dunia, kami mendukung kebebasan berbicara, tapi kami tidak mendukung penghujatan. Kami tidak mendukung kata-kata vulgar, dan seperti yang mereka katakan “Saya Charlie”, maka saya katakan kepada Anda dalam satu suara, “saya Muhammad,” kata Alexander.
“Kami mendukung kebebasan berbicara. Kami ingin perdamaian dunia. Namun kami mengecam penghujatan dan kami meminta hal tersebut harus berhenti.”[af/onislam]