ChanelMuslim.com – Mualaf di daerah pelosok Indonesia harus lebih diperhatikan lagi terkait kesejahteraannya dan pemahaman ilmu-ilmu agamanya. Jangan sampai mereka merasa terasingkan setelah masuk Islam karena kurangnya perhatian dari umat Muslim.
Baca Juga: Islam Menyelamatkan Mualaf Korea dari Depresi
Salah satu Mualaf di Pelosok Indonesia Berbagi Kisahnya
dr Haris SpB FINACs, seorang dokter bedah sekaligus pengurus Jamaah Masjid Asy Syifa yang membuat program pembinaan mualaf di desa terpencil Halmahera Selatan menuliskan terkait kisah mualaf yang berada di pojok-pojok Indonesia.
Tujuannya menulis hal tersebut adalah untuk mengajak umat Islam agar lebih peduli terhadap mualaf di pelosok Indonesia.
Salah satu mualaf, Ibu Rifda yang berasal dari Desa Lata Lata kecamatan Kasiruta Barat Halmahera Selatan menceritakan bahwa kebanyakan dari mereka tidak mengerti shalat dan membaca Al-Fatihah.
Hal yang lebih menyedihkan adalah tidak ada yang mengajarinya.
Selain itu, anak-anak kebanyakan putus sekolah dan mengalami kesulitan dalam mendapatkan makanan.
Akhirnya, akibat hal ini, banyak keluarga yang kembali murtad.
Pada tahun 2000, di Desa Lata Lata terdapat 140 keluarga masuk islam.
Akan tetapi, makin hari makin berkung menjadi sisa sekitar 18 persen saja.
Kondisi memprihatinkan ini disebabkan oleh banyak faktor, khususnya karena umat Islam yang abai terhadap kondisi mereka.
Baca Juga: Cerita Kaiji Kadir Wada, Mualaf asal Jepang, Temukan Tujuan Hidup dalam Islam
Hampir 17 Tahun Diabaikan
Sejak tahun 2003, hampir 17 tahun mereka diabaikan.
Kisah di atas hanya sebagian kecil dari banyak cerita yang terjadi pada lebih dari 100 keluarga mualaf.
Kondisi ini bisa jadi mewakili kondisi daerah-daerah lain di pojok-pojok Indonesia yang lain.
Ada lebih dari 50 ribu mualaf di Indonesia menurut data Mualaf Centre Indonesia pada tahun 2020.
Akan tetapi, terdapat banyak mualaf yang tidak dicatat apalagi diperhatikan terutama di sudut-sudut Indonesia Timur.
Hal yang perlu diketahui adalah terdapat perbedaan tantangan mualaf di kota-kota besar dan di desa-desa terpencil dari sisi ekonomi, pendidikan maupun kondisi geografisnya.
Oleh sebab itu, mari kita lebih peduli lagi terhadap saudara-saudara kita yang berada di pelosok Indonesia dengan membantunya sebisa kita. [Ind/Camus]