ChanelMuslim.com – Bu Titin mengeluh karena harga minyak goreng kian mahal. Sebelumnya, ia biasa membeli minyak goreng kemasan 1 liter Rp11.000,- kini melonjak hingga Rp16.000/liternya, bahkan untuk kemasan premium harganya mencapai Rp17.800 per liter.
Kenapa harga minyak goreng melambung tinggi padahal Indonesia termasuk produsen crude palm oil (CPO)?
Baca Juga: Tips Menjernihkan Minyak Goreng Bekas
Minyak Goreng Mahal, Ini Alasannya
Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang memicu kenaikan harga minyak goreng tersebut.
Mengikuti Harga Pasar Internasional
Kenaikan harga minyak goreng disebut karena mengikuti harga internasional yang naik cukup tajam.
Apabila terjadi kenaikan harga CPO internasional, harga CPO di dalam negeri juga turut menyesuaikan harga internasional.
Tidak Terintegrasi dengan Produsen CPO
Meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO) terbesar, sayangnya, sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO sehingga tidak bisa menentukan harga jual dalam negeri.
Mengikuti Harga Pasar Lelang Dalam Negeri
Para produsen minyak goreng dalam negeri harus membeli CPO sesuai dengan harga pasar lelang dalam negeri, yaitu harga lelang KPBN Dumai yang juga terkorelasi dengan harga pasar internasional.
Turunnya Panen Sawit
Kenaikan harga minyak goreng juga turut dipicu turunnya panen sawit pada semester kedua. Suplai CPO menjadi terbatas dan menyebabkan gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng, serta adanya kenaikan permintaan CPO untuk pemenuhan industri biodiesel seiring dengan penerapan kebijakan B 30.
Krisis Energi Dunia
Rendahnya stok minyak nabati lainnya juga disebabkan oleh krisis energi di Uni Eropa, Tiongkok, dan India yang menyebabkan negara-negara tersebut melakukan peralihan ke minyak nabati.
Turunnya Pasokan Minyak Sawit Dunia
Turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil sawit terbesar dunia menyebabkan turunnya pasokan minyak sawit. Tren kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak Mei 2020.
Gangguan Logistik
Gangguan logistik selama pandemi Covid-19, seperti berkurangnya jumlah kontainer dan kapal juga menyumbang kenaikan harga minyak goreng.
Baca Juga: Ini Penjelasan di Balik Isu Minyak Goreng Babi di Malaysia
Namun demikian, Kementerian Dalam Negeri memastikan stok minyak goreng nasional aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.
Mengetahui faktor kenaikan harga tersebut, Bu Titin tambah geleng kepala. Ia berpikir mungkin sudah saatnya ia mengurangi pemakaian minyak goreng untuk hidup yang lebih sehat dan tidak lagi dipusingkan dengan harga yang melambung tinggi.[ind]