PIMPINAN Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta menyelenggarakan Gebyar Milad Muhammadiyah ke-111, Ahad, 3 Desember 2023 di GOR Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, Menko PMK, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P, Ketua PWM DKI Jakarta Dr. Akhmad Abu Bakar, M.M., dan sejumlah Pimpinan Muhammadiyah se-DKI Jakarta.
Ketua Panitia Gebyar Milad, Dr. Bunyamin, M.Pd, mengatakan acara ini menampilkan seni dan budaya, Tari Kolosal TK Aisyiyah, paduan suara, Tapaksuci, Hizbul Wathan, Band Goes Plus, dan penampilan komunitas Vanderwick.
Selain itu, acara juga diisi dengan amanat dan taushiah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si., serta pengumuman pemenang lomba MTQ, Khutbah, Tari, Paduan Suara dan E-sport dan sebagainya.
“Ada juga bazar aneka produk UMKM, bakso LazisMu, Podcast dan lain-lain,” ujar Bunyamin.
Ketua PWM DKI Jakarta, H. Akhmad Abu Bakar mengatakan acara ini diikuti oleh 2.500 Kader dan Warga Muhammadiyah se-DKI Jakarta dan sekitarnya.
Terdiri dari Amal Usaha Muhammadiyah TK, SD, SMP, SMA, SMK, Perguruan Tinggi Muhammadiyah, unsur Rumah Sakit, dan Panti Asuhan.
Milad Muhammadiyah ke-111: Ikhtiar Menyelamatkan Semesta
Seperti juga ada: “Ortom Persyarikatan Muhammadiyah: ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Hizbul Wathan dan Tapak Suci, Pimpinan Muhammadiyah Ranting, cabang, Daerah, Wilayah dan Pusat Muhammadiyah dan Ormas Islam di DKI jakarta,” ujarnya.
Sebelumnya, pekan lalu diselenggarakan juga Pengelaran Drama Kolosal Persyarikatan Muhammadiyah DKI Jakarta, lomba Seni Tari Pelajar/mahasiswa/Kader dan Muhammadiyah.
“Dialog Ideopolitor dengan tema Wawasan Kebangsaan dalam pandangan Muhammadiyah DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh MKSDI PWM DKI Jakarta,” terang Abu Bakar yang juga merupakan ketua Baznas Bazis DKI Jakarta.
Dalam sambutannya, Haedar Nashir, ia menyampaikan 5 pesan kepada pengurus Muhammadiyah DKI Jakarta.
Pertama, sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah harus terus menghidupkan semangat spiritualitas dan religiusitas kehidupan beragama bagi seluruh kehidupan warga Muhammadiyah.
Dia mengingatkan besarnya tantangan generasi muda saat ini dari masalah narkoba sampai LGBT.
“Muhammadiyah harus hadir dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan,” ujar Haedar.
Kedua, pengurus dan warga Muhammadiyah senantiasa memakmurkan masjid di cabang-ranting sehingga menjadi kekuatan pemandu kehidupan warga.
Cerdaskan, cerahkan, dan makmurkan warga di akar rumput menuju Masyarakat Berkemajuan.
Hidupkan Keluarga Sakinah sebagai pranata penting masyarakat berperadaban utama!
Rangkul masyarakat sebanyak mungkin. Bangkitkan etos jamaah dan warga masyarakat untuk menjadi komunitas yang relijius, bersosial, cerdas, berilmu, dan berdaya dalam berbagai aspek kehidupan.
Kembangkan kerja sama dan ta’awun antar-warga dan jamaah sehingga menjadi insan kolektif yang mau saling berbagi dan peduli.
Ketiga, Muhammadiyah hadir dengan amal usaha di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, dan lainnya, maka tingkatkan kualitas amal usaha yang ada itu.
Lalu, kembangkan ke amal usaha itu lebih baik lagi, misalnya dengan memperkuat bidang ekonomi dst.
Keempat, revitalisasi pergerakan. Haedar berpesan, harus ada pembaruan tata kelola organisasi.
Sistem organisasi harus dikembangkan menjadi organisasi modern yang senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi.
“Jangan jadul,” ujarnya.
Menurutnya, di perkotaan seperti Jakarta, tidak sedikit orang mengalami kekeringan jiwa dan kekeringan hati.
Mereka depresi sehingga perlu ditanamkan nilai-nilai keberagamaan yang terbaik, yakni agama yang hanif dan berbasis pada tauhid.
Kelima, transformasi sumber daya manusia.
Maknanya, Muhammadiyah hendaknya senantiasa mengayomi dan mengasuh anak-anak muda kita.
Merekalah nantinya yang akan menjadi masa depan Muhammadiyah.
“Semua ini adalah untuk kejayaan umat Islam sekaligus untuk mencerdaskan bangsa. Maju mundurnya bangsa ini antara lain tergantung pada Muhammadiyah,” ujar Haedar Nashir.
Perlu disampaikan Muhammadiyah berdiri pada 18 November 1912.
Kini persyarikatan ini menginjak usia ke-111 tahun sehingga menjadi organisasi Islam tertua dan terbesar yang aktif berperan sampai sekarang.
Segala perjuangan dan pendirian berbagai Amal Usaha Muhammadiyah di berbagai bidang menjadi bukti dan tekad Muhammadiyah untuk menyejahterakan umat, bangsa dan kemanusiaan universal tanpa terkecuali.
Dengan mengusung tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”, Milad ke-111 Muhammadiyah kali ini merepresentasikan keteguhan.
Hal ini mengacu pada kondisi kehidupan yang semakin memprihatinkan, terjadinya peperangan, konflik yang berkelanjutan, perubahan iklim dan bencana alam menjadi acuan untuk meneguhkan Muhammadiyah dalam berikhtiar untuk memberikan peran kontributif dan serta solusinya dalam menyelamatkan semesta.
Rasa syukur hanya kepada Allah karena atas anugerah-Nya organisasi Islam warisan berharga Kyai Haji Ahmad Dahlan ini terus dijaga ruh gerakannya dalam menjalankan misi utama dakwah dan tajdid menuju terwujudnya Khaira Ummah.[ind]