ChanelMuslim.com – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Abdul Djamil menyebutkan sebagian jemaah haji Indonesia berasal dari pedesaan. “Itu faktanya. Jadi tolong dimaklumi kalau tingkat pengetahuan atau wawasan mereka tentang aturan penyelenggaraan haji belum bisa diharapkan. Jadi, perlu pembinaan dan sosialisasi terus menerus kepada calon jemaah haji sehingga mereka dapat menjadi jemaah haji mandiri,” tukasnya saat ditemui di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Kamis sore (13/08).
Lanjut dia, jangankan ke luar negeri, ke ibu kota Jakarta saja belum pernah. “Bahkan masih banyak yang belum pernah naik pesawat. Yang ada malah hanya bisa melihat pesawat yang melintas di langit. Itu pun kalau ada yang sering melintas. Kalau tinggalnya di pelosok pegunungan mungkin tidak pernah sama sekali melihatnya,” pungkasnya.
Ia kembali menyampaikan frekuensi kerja pegawai haji di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) sangat tinggi. “Sebelum menjadi Dirjen Haji saya sempat mengira frekuensi kerja di haji sama dengan ketika saya menjabat sebagai Rektor UIN Walisongo Semarang. Berangkat jam setengah delapan pagi, pulang jam 4 sore sehingga sampai rumah bisa santai-santai sama keluarga. Ternyata, saya salah. Pegawai di haji jarang yang pulang jam 4 sore rata-rata jam sebelas malam,” tutur Abdul Djamil.
Jadi, sambung dia, kalau ada orang haji pulangnya jam empat maka itu aneh. “Sebab saya lihat sendiri seluruh orang haji itu kerjanya sampai jam 11 malam. Ini yang membuat saya sadar ternyata mengurus haji itu tidak semudah yang dibayangkan, di dalamnya ada tanggung jawab yang besar tidak hanya kepada keluarga jemaah juga kepada Allah Swt,” bebernya]jwt/kemenag)