Oleh: Mareesa.
ChanelMuslim.com- Tahun baru Islam Hijriyah mempunyai arti dan makna tersendiri untuk umat muslim. Apabila seluruh dunia merayakan tahun baru berdasarkan penanggalan Masehi, umat muslim menyambut tahun baru Islam memakai penanggalan Hijriyah. Tahun baru Islam diperingati setiap tanggal 1 Muharram dan umumnya diadakan banyak kegiatan perayaan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak – anak sampai dewasa, laki – laki dan perempuan.
Tahun Baru Islam
Tahun baru Islam merupakan pergantian tahun umat muslim memakai metode penanggalan bulan [qomariyah] dan sudah dimulai sejak Kekhalifahan Umar bin Khaththab r.a. Patokan penanggalan tersebut selain merujuk pada hijrah Nabi Muhammad saw. dari Mekah menuju Madinah, juga senafas dengan waktu ibadah seperti puasa Ramadan dan lainnya.
Makna Tahun Baru Islam
Ada beberapa makna dan juga arti yang terkandung dalam tahun baru Islam. Antara lain.
1. Momentum Pergantian Tahun
Apabila dilihat dari sejarah kalender Islam pertama kali, maka tahun baru Islam memiliki arti momentum pergantian tahun Islam dari tahun satu menuju tahun berikutnya.
2. Nabi Muhammad SAW Hijrah
Tahun baru Islam juga memiliki arti hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju ke Madinah dan menjadi peristiwa penting lahirnya Islam sebagai agama yang berjaya. Dari hijrah tersebut, Islam mulai mengalami perkembangan yang pesat dan semakin luas ke seluruh jazirah Arab dan sekitarnya. Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah bukan tanpa alasan, namun karena memperoleh wahyu dan juga sebuah bentuk respon untuk menanggapi masyarakat Arab Quraisy yang tidak terlalu berkenan dengan ajaran Islam.
Dengan hijrahnya Nabi Muhammad tersebut, Islam juga mulai mengalami peningkatan dalam menunjukkan diri dan menjadi negara Islam [Daulah Islamiyah] terbentuk. Daulah Islamiyah di zaman Nabi Muhammad sangat menjunjung tinggi toleransi yang termaktub dalam Piagam Madinah.
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yaug berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung” (QS. Alhasyar: 9)
3. Semangat Perjuangan Tanpa Putus Asa
Hijrahnya Nabi Muhammad tersebut, sekaligus memiliki arti semangat perjuangan tanpa mengenal kata putus asa serta rasa optimis yang tinggi yakni semangat hijrah dari hal buruk menuju kebaikan. Rasulullah SAW serta para sahabatnya melawan rasa sedih dan juga takut saat hijrah dimana mereka harus meninggalkan tanah kelahiran, saudara dan juga harta benda yang mereka miliki.
Di Madinah itulah Nabi saw. membina para para sahabat untuk menjadi manusia yang benar-benar berkualitas, untuk dunia dan akhirat. Mereka terbina untuk meninggalkan segala yang buruk menuju yang diridhai Allah swt.
4. Bukti Allah Maha Adil
Tidak seperti tahun Masehi di mana permulaan hari atau pergantian hari terjadi di jam 00:01, tahun baru Islam dimulai saat matahari terbenam atau munculnya bulan. Inilah yang menyebabkan Tahun Masehi dari Isa Al Masih dalam Islam dinamakan Tahun Syamsyiah [matahari], sementara untuk tahun Hijriah atau tahun Islam dinamakan tahun Qimariah [bulan]. Apabila tahun baru Masehi berjumlah 30 atau 31 hari kecuali Februari 28 atau 29, maka tahun baru Islam memiliki 29 atau 30 hari. Ini yang menyebabkan terjadi selisih sekitar 10 sampai 12 hari setiap tahunnya.
Bukti maha adil Allah SWT terlihat di daerah dekat equator atau khatulistiwa seperti Indonesia, Malaysia dan beberapa negara Arab yang merupakan negara dengan umat Islam terbesar, fluktuasi lamanya berpuasa untuk setiap tahun hampir tidak banyak memiliki perbedaan. Hal ini tidak terjadi di beberapa belahan bumi lain dimana waktu berpuasa bisa lebih singkat atau lebih lama.
5. Intropeksi Diri atau Muhasabah
Dengan memasuki tahun baru Islam atau Hijriah, maka kita akan memasuki 1 Muharram dengan arti sudah meninggalkan tahun yang sudah berlalu dan memasuki tahun yang baru. Dalam urusan menyambut tahun baru Islam, berbeda dengan orang non-Muslim seperti saat merayakan tahun baru Masehi. Umat Islam merayakan tahun baru Islam seperti yang sudah dicontohkan Rasulullah SAW.
Dalam menyambut tahun baru Islam, sangat penting untuk berkaca pada diri sendiri sekaligus menimbang serta menilai apa saja amalan yang sudah diperbuat dan juga dosa atau kemaksiatan yang sudah dilakukan. Ini dilakukan supaya pada tahun mendatang, akan lebih banyak ibadah serta amalan saleh yang dilakukan untuk mengurangi perbuatan dosa dan juga amal yang salah.
6. Menghindari Kultus Individu
Penentuan tahun baru Islam tidak didasari dengan kelahiran namun pada peristiwa. Ini memperlihatkan jika Islam merupakan agama yang progresif, bergerak terus maju, tidak stagnan dan juga bergerak dari satu peristiwa menuju ke peristiwa yang lainnya sesuai dengan perkembangan zaman, kebutuhan tempat dan juga kebutuhan manusia yang hidup pada saat tersebut.
7. Paling Dihormati
Sementara Muharram memiliki arti yang diharamkan atau paling dihormati. Pada bulan haram tersebut, umat Islam diharamkan untuk berperang dan melakukan gencatan senjata. Dengan kata lain, semangat Muharram adalah semangat penuh perdamaian. Ini membuat saat mengenal esensi tahun Hijriah yang dimulai pada 1 Muharram, umat muslim sudah memiiki kesadaran akan perdamaian dan menjadikan kehadirannya sebagai berkah untuk alam semesta.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. Attaubah : 36)
“Ketahuilah bahwa zaman itu akan terus berputar seperti bentuknya. Hari menciptakan Allah Swt pada langit dan bumi itu dalam setahun sebanyak 12 bulan diantaranya ada 4 bulan Haram, 3 yang berturutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram sedangkan bulan Rajab dihimpit antara bulan Jumadi (Jumadil Awwal dan Jumadil Akhir) dan bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari- Muslim)
8. Perubahan Menuju Kebaikan
Tahun baru Islam juga mengandung makna perubahan pada sesuatu yang menuju kebaikan, memiliki manfaat untuk seluruh manusia dan juga untuk semua alam semesta dengan menggunakan semangat damai penuh kasih sayang. Ini membuat tujuan Allah SWT menurunkan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (QS. Al-Baqarah : 218)
9. Merenungkan Eksistensi Bangsa Indonesia
Tahun baru Islam atau Hijriah juga menjadi momentum untuk merenungkan kembali eksistensi bangsa Indonesia pada titik paling nadir. Tahun baru Islam yang diperingati umat Islam dan juga bangsa Indonesia ini diharapkan menjadi refleksi yang panjang supaya bisa merajut perubahan dalam arti yang sebenarnya, subtantif, produktif dan juga populistik. Semangat hijrah ini nantinya akan dijadikan modal untuk mengembalikan inisiatif pada perubahan tersebut sehingga sangat sayang jika hanya direfleksikan sebatas seremonial saja.
10. Pengingat Memori Keemasan Sejarah
Setiap umat muslim akan kembali diingatkan dengan memori keemasan sejarah dengan memasuki tahun baru Islam. Setiap tahun juga semangat dan juga makna Hijriah akan menjadi kekuatan untuk revitalisasi sekaligus mendorong semangat umat Islam. Semangat Hijrah ini diharapkan bisa menjadi semangat umat Islam dalam memulai sejarah pada detik ini dan juga untuk masa selanjutnya.
11. Pengingat Pentingnya Akhlak Mulia
Makna tahun baru Islam berikutnya adalah saat untuk menegaskan kembali pentingnya menerapkan akhlak yang mulia dalam kehidupan di dunia yang hanya bersumber dari Al Quran dan Sunnah. Beberapa contoh hal memperbaiki akhlak yang bisa dilakukan adalah meninggalkan minuman beralkohol, meninggalkan judi, kebiasaan berzinah, mencuri, korupsi, meninggalkan narkoba dan semua hal yang melanggar apa yang sudah dilarang Allah SWT dan menggantinya dengan taat melaksanakan perintah Allah Taala.
Satu hal paling penting dari tahun baru Islam adalah puncak dari kejayaan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin [rahmat untuk alam semesta] yang akan membawa kebaikan, kebenaran, mengajarkan cinta dan kasih sayang sekaligus sebagai lahirnya keadilan yang dimulai dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah menuju ke Madinah. Marilah kita memaknai dan merayakan tahun baru Islam dengan selalu menyebarkan kebaikan dan cinta untuk segenap makhluk Allah yang ada di muka bumi ini.
Selain itu, sebagai umat muslim layaknya kita semua memperingati tahun baru Islam dengan doa dan dzikir dan juga mendengarkan tausiyah dan juga berbagai kegiatan positif seperti acara di Musholla dan juga Masjid. (Mh)
Sumber: https://dalamislam.com/landasan-agama/makna-tahun-baru-islam