Oleh: Prof. Dr. Ömer Özyılmaz
ChanelMuslim.com – Peringatan penaklukan Konstantinopel, sebuah upaya untuk memanggil kembali ruh memori kolektif “Sebuah Ruang Ingatan Bersama”.
Setiap tahun, pada 29 Mei, kita merayakan ulang tahun penaklukan Istanbul. Kita mencoba untuk memahami dan menjelaskan makna dan kepentingan satu sama lain baik pada kesempatan perayaan ini maupun pada kesempatan lain.
Sangat penting bagi kita (orang Turki, red.) Khususnya Umat Islam, untuk mengingat peristiwa-peristiwa bersejarah ini dan yang serupa serta orang-orang yang telah meninggalkan jejak mereka di masa lalu secara teratur.
Hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk melakukan upaya yang sama di waktu lain ketika tempat dan waktu datang, baik dalam hal memperkuat kesadaran sebagai bangsa dan mengembangkan kesadaran akan sejarah.
Tonggak sejarah ini (milestone), yang memberi arah pada sejarah, seperti mencoba memahami fondasi Kesultanan Ottoman, mencoba mempelajari kemenangan Manzikert, dan berupaya menghidupkan kembali perjuangan Salahuddin Al-Ayyubi di Yerusalem, dapat dipertimbangkan dalam kerangka ini. Jika kita mau menelisiknya secara lebih awal.
Secara keseluruhan, mengingat, memahami dan menceritakan penulisan sejarah umat Islam pada periode Ottoman-Seljuk-Abbasiah dan Umayyah juga dianggap sebagai salah satu dari aktivitas peradaban ini.
Ini adalah salah satu kegiatan yang harus dipahami oleh generasi masa kini, untuk menyebutkan dan menjelaskan dari mana awal kedatangan identitas mereka terutama agama mereka. Diawali dari periode Rasulullah (saw), sahabat-sahabatnya yang mulia, sejarah sains Islam dan para cendekiawannya bersama-sama. Kami ingin membagikan masalah ini dan pentingnya dengan Anda semua dengan menganalisisnya pada dua konsep. Dua Konsep ini adalah ‘Sejarah’ dan ‘Memori Kolektif’ kita semua. Kita juga dapat memanggil Memori Kolektif “Sebuah Ruang Ingatan Bersama“.
Sejarah telah berlalu, yang telah mencapai kita tidak hanya melalui catatan dan dokumen sejarah, tetapi para ahli tertarik, belajar dari waktu ke waktu, yang bukan merupakan bagian penting dari kehidupan kita. ‘Memori kolektif’ atau ‘citra masa lalu bersama’, dengan kehadiran dokumen dan catatan, sebagian besar dijelaskan dan ditransmisikan pada platform seperti seminar-konferensi, peringatan dan hari perayaan yang bersifat; aktif, bergerak, tegak dan terus hidup.
Kesadaran anak-anak bangsa untuk menjadi sebuah bangsa ketika orang-orang memperkuat ikatan mereka dengan ingatan kolektif; self-efficacy dan gairah hidup mereka juga berkembang dan menguat. Dengan kata lain, saat kita memperkuat ikatan kita dengan catatan dan dokumen dari periode sejarah mana pun, sejarah berubah menjadi memori kolektif/citra masa lalu yang sama, kita mulai membangun identitas kita, mengevaluasi hari kita dengan baik dan mengembangkan masa depan kita dengan lebih baik. Jika memori kolektif juga diabaikan, itulah yang akan menjadi sejarah.
Allah swt selalu berbicara tentang kehidupan para Nabi dalam Alquran dan memberi kita informasi tentang mereka. Para cendekiawan Muslim juga terus memberi tahu kita tentang sejarah Islam dan peristiwa-peristiwa menariknya.
Dalam kolom ini, kita telah menyimpan dan menceritakan 50 tahun sejarah pawai Islam dalam agenda, secara lisan atau tertulis, selama beberapa bulan. Semua ini adalah upaya untuk mengubah sejarah manusia, sejarah Islam dan sejarah Islamic Walk menjadi sebuah memori kolektif.
Penaklukan Istanbul dan program perayaan/peringatan lainnya harus dipahami dalam kerangka ini.
Ketika kita melihat aspek-aspek ini, kita bisa mengindentifikasi bahwa peringatan tidak hanya memperingati sejarah, namun lebih dari itu adalah proses mengenali diri sendiri, beberapa catatan yang harus menjadi perhatian kita bersama terkait proses ini adalah;
1- Rasa kebanggaan kita dalam sejarah harus terus diproses, disimpan dalam agenda, disimpan dalam agenda rutin, dan sendirinya menjadi memori kolektif dengan menulis artikel tentang mereka, dengan membuat konferensi, dengan membentuk panel atau dengan memutarnya dalam media visual, tertulis dan sosial dalam pengertian saat ini. Selain itu, menjadikannya agenda rutin keluarga dan sekolah agar terus diulang kembali selalu diucapkan dan dijelaskan. Karena ini terkait dengan proses memelihara dan memperkuat memori bangsa, semangat menjadi bangsa, sekaligus individu itu sendiri (well being),
2- Upaya terbaik adalah dengan mereproduksi semangat masa lalu yang telah tertanam tadi (menjadi memori kolektif), selanjutnya diaplikasikan dalam rencana hari ini (misi), serta direncanakan dalam sebuah agenda masa depan (visi) bersama. Jadi, kita tidak sedang kembali ke masa lalu; Kita harus mendorong untuk memanfaatkan pengetahuan, pengalaman, dan kisah hidup mereka kembali ditiup dengan ruh baru yang lebih kontemporer.
3 – Kejahatan terbesar yang dilakukan terhadap suatu agama, peradaban dan tuntutan hukum adalah mencoba untuk melupakan, kehilangan, merusak, mengganggu ingatan sosial mereka/gambaran masa lalu milik bersama mereka kemudian menggantinya dengan sesuatu yang baru. Dalam hal ini, adalah fakta yang jelas bahwa sejak berdirinya Republik Turki, Sejarah Muslim telah dibalik dan dicoba untuk ditunjukkan kepada bangsa Turki dan Umat Islam secara umum dengan citra negatif. Dengan demikian, ini bertujuan untuk memastikan bahwa umat Islam saat ini jauh dari identitas awal mereka sebagai kaum beriman, berbudaya, dan bersejarah.
4- Namun, Alhamdulillah dalam 60-70 tahun terakhir, permainan ini telah terkuak dengan sendirinya, dan bangsa kita telah mulai mempelajari Sejarah Islam dan sejarahnya sendiri dengan lebih akurat. Ketika bangsa kita mempelajarinya, keduanya akan menemukan Identitas Nasionalnya dan, seperti di masa lalu, akan menemukan kembali sebuah “İ’lay-ı Kelimetüllah” atau kalimat tertinggi itu secara lebih bersemangat lagi. InsyaAllah..
Mari kita lihat bagaimana Pemerintah Kota memperingati arti dan pentingnya penaklukan Istanbul, besok (Jumat, 29 Mei 2020-red).[ind]
Sumber: akittv.com.tr, beritaturki.com