ChanelMuslim.com – Sejalan dengan diterapkannya aturan syariah dalam kehidupan bermasyarakat di Provinsi Nagroe Aceh Darussalam, kini Bank Milik Pemerintah Daerah Bank Aceh juga mengumunkan akan mengkonversi Bank Aceh menjadi Bank Umum Syariah.
Direktur Syariah dan SDM Bank Aceh, Haizir Sulaiman menyebut perubahan status (konversi) Bank Aceh dari konvensional ke syariah, akan menyelamatkan pekerja Bank Aceh dari dosa karena riba.
Hal itu disampaikan Haizir Sulaiman menjawab pertanyaan dan tanggapan peserta workshop kesiapan Bank Aceh menuju konversi ke syariah yang dilaksanakan Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Hotel 88 Banda Aceh, Rabu (20/1).
“Saya sudah bekerja di bank sejak 1990, mudah-mudahan tahun ini proses konvensi ke syariah ini selesai. Kalau Allah menghendaki kami meninggal dalam proses ini, semoga dosa saya diampuni, karena ini sudah dalam proses taubat,” kata Haizir seraya mengutip kisah pria yang membunuh 99 orang dan meninggal dunia saat dalam perjalanan atau proses taubat dikutip laman serambinews.
Selain Haizir Sulaiman, workshop yang dimoderatori oleh Arif Ramdan itu juga menghadirkan dua pemateri lainnya, yakni akademisi dan praktisi ekonomi syariah, Dr Adiwarman Azwar Karim, dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Ahmad Wijaya Putra.
Haizir menambahkan, jika perubahan status Bank Aceh ini berjalan mulus, maka Bank Aceh akan mencatat sejarah sebagai bank umum konvensional (BUK) yang dikonversi menjadi bank umum syariah (BUS).
Sementara Dr Adiwarman Karim, memaparkan sejumlah faktor yang menjadi ukuran betapa pentingnya konversi Bank Aceh dari konvensional menjadi syariah.
“Saya sudah jelaskan panjang lebar tentang beda sistem syariah dan konvensional, tapi tetap ada yang bilang, tak ada beda antara bank syariah dengan konvensional. Ya sudah, mau bilang apalagi, semua ayat dan hadits (tentang perintah bertransaksi keuangan secara syari) juga sudah keluar (diucapkan), mau bilang apalagi,” ujarnya.
Adiwarman kemudian mengutip kaidah ushul yang berbunyi “Mâ la yudraku kulluhu la yutraku kulluhu (Jika tidak bisa melakukan semuanya, jangan tinggalkan semuanya).
“Lalu ada yang bertanya, apakah ada bank syariah yang benar-benar syariah? Itu sama dengan pertanyaan, apakah ada orang Islam yang benar-benar Islam? Saya pikir semua orang berbuat kesalahan. Jadi bank syariah itu juga demikian, pasti ada kesalahan. Tapi minimal dia sudah mencoba mengikuti aturan aturan dalam Islam. Dia sudah mencoba menjalankan perintah Allah,” tutupnya.
(jwt/serambinews)