ChanelMuslim.com – Brenton Tarrant, diyakini telah membunuh 41 orang di masjid Al Noor sebelum mengemudi sekitar lima kilometer melintasi kota dan menyerang masjid Linwood, tempat ia membunuh tujuh orang lagi. Satu orang meninggal kemudian di rumah sakit.
Latef Alabi, imam masjid Linwood, mengatakan jumlah korban yang gugur di masjid Linwood akan bertambah jika Aziz tidak bertindak.
Alabi berkata bahwa dia mendengar suara di luar masjid dan menghentikan kegiatan shalat jumat yang dipimpinnya dan mengintip ke luar jendela. Dia melihat seorang pria dengan peralatan gaya militer hitam dan helm memegang senjata besar. Dia berpikir itu adalah seorang perwira polisi. Kemudian dia melihat dua orang tergeletak dan mendengar pria bersenjata itu meneriakkan kata-kata kotor.
“Aku sadar ini sesuatu yang lain. Ini pembunuh," kata Latef.
Latef berteriak kepada lebih dari 80 jemaah untuk segera merunduk. Mereka ragu-ragu. Lalu tembakan terdengar, jendela pecah dan beberapa tubuh berjatuhan. Orang-orang mulai menyadari bahwa ini nyata sebuah serangan.
"Kemudian saudara ini datang. Dia mengejarnya, dan dia berhasil mengalahkannya, dan itulah bagaimana kita diselamatkan," kata Alabi, menujuk Abdul Aziz. "Kalau tidak, jika dia berhasil masuk ke masjid, maka kita semua mungkin akan gugur."
Aziz bercerita, ketika dia berlari keluar dan berteriak, dia berharap dapat mengalihkan perhatian penyerang. Pria bersenjata itu berlari kembali ke mobilnya untuk mengambil senjata lain, dan Aziz melemparkan mesin kartu kredit kepadanya.
Aziz mendengar dua putra bungsunya, berusia 11 dan 5, berteriak memintanya untuk masuk kembali ke dalam masjid.
Pria bersenjata itu keluar dari mobilnya dan kembali menembak. Aziz berlari di sela-sela mobil-mobil yang diparkir di jalan masuk. Ia bermaksud mengecoh si penyerang dengan bertamengkan mobil-mobil yang di parkir di jalan masuk masjid itu. Kemudian Aziz melihat pistol yang ditinggalkan pria bersenjata itu dan mengambilnya, mengarahkannya dan menekan pelatuknya. Ternyata pistol itu kosong.
Pria bersenjata itu berlari kembali ke mobil untuk kedua kalinya, kemungkinan akan mengambil senjata lain.
"Dia masuk ke mobilnya. Dan aku baru saja mengambil pistol dan melemparkannya ke jendelanya seperti panah dan menghancurkan jendelanya," kata Aziz lagi.
Kaca depan mobilnya pecah. "Itu sebabnya dia takut."
Pria bersenjata itu mengutuknya, berteriak bahwa dia akan membunuh mereka semua. Tapi dia melaju pergi dan Aziz mengejar mobil itu hingga ke lampu merah, sebelum berbelok dan melesat pergi. Video online menunjukkan petugas polisi kemudian berhasil memaksa mobil berhenti dan menyeret tersangka dari mobilnya.
Ketika masih kecil, Aziz pergi sebagai pengungsi dari Kabul, Afghanistan. Dia tinggal selama lebih dari 25 tahun di Australia sebelum pindah ke Selandia Baru beberapa tahun yang lalu.
"Saya pernah ke banyak negara dan ini (Selandia Baru) adalah salah satu yang indah," katanya. Aziz mengatakan dia tidak merasa takut atau apa pun saat menghadapi pria bersenjata itu. Dia melakukan semuanya secara spontan. Dan dia percaya bahwa Allah belum menentukan jika saat itu adalah waktu terakhirnya. (Maya dari tulisan Vincent Thian / Associated Press)