Chanelmuslim–Kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) era kini berani menunjukkan eksistensinya. Buktinya, saat surat kabar harian Republika pada edisi Ahad (24/1/2016) pada halaman 1 memuat judul “LGBT Ancaman Serius”, mereka meradang dan mengajukan somasi pada harian umum yang berciri Islam ini.
Adalah kelompok Forum LGBTIQ Indonesia yang melayangkan somasi kepada Republika. LGBTIQ mengklaim sebagai jaringan kerja organisasi-organisasi LGBTIQ Indonesia yang bekerja untuk advokasi hak-hak LGBTIQ di Indonesia.
Juru Bicara Forum LGBTIQ Indonesia Sri Agustine mengatakan, pihaknya keberatan dengan pemberitaan Republika edisi tersebut. Hal itu, katanya, pihak Republika dinilai tidak berimbang dalam penyajian beritanya, dimana pihak yang pro-LGBT, atau akademisi yang netral tak ditampilkan dalam berita tersebut.
Menurut Forum LGBTIQ, pemberitaan Republika berkedok propaganda kebencian terhadap kaum mereka. “Pada prinsipnya, keberatan kami ada propaganda bahwa LGBT merusak moral. Kami keberatan poin itu. Menurut kami, itu ikut mendorong corong kebencian,” kata Yasmin Purba dari YLBH yang ikut mengawal somasi ini, seperti dikutip Rappler (4/2/2016).
Sebagai bentuk solidaritas sesama media yang bernuansa Islam, Perkumpulan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) menyatakan dukungan kepada Republika. Dewan Syura JITU Mahladi, mengatakan, pihaknya siap membela dan mendukung Republika. “Jika masalah ini diperpanjang, mereka tidak hanya berhadapan dengan Republika, tapi semua media Islam,“ katanya sepertinya dikutip Republika (5/2/2016).
Menurut Mahladi yang juga Pemimpin Redaksi Hidayatullah, selama ini JITU yang terdiri dari sejumlah jurnalis dari beberapa media Islam, seperti Hidayatullah, Islampos, Panjimas, dan Kiblatnet, juga telah mengamati isu LGBT. LGBT, katanya, adalah sebuah penyakit yang dapat menjangkiti Indonesia. “Jadi, kita perlu melindungi bangsa ini dari penyebaran virus ini,” tandasnya.
Dalam somasi yang dilayangkan ke Republika tersebut, Forum LGBTIQ Indonesia meminta sejumlah tuntutan, antara lain, meminta maaf kepada kelompok LGBTIQ dan masyarakat luas pada umumnya karena telah menyebarkan berita yang meresahkan tanpa basis data dan fakta yang jelas.
Selain itu, Republika juga dituntut untuk menggugah permintaan maaf di media Republika, baik cetak maupun online, dan mendedikasikan satu halaman khusus untuk menuliskan pendapat dari kelompok yang selama ini mendukung keberadaan LGBT.
Pemimpin Redaksi Republika Nasihin Masha, ketika dihubungi sejumlah media masih belum memberikan tanggapannya atas somasi yang dilayangkan Forum LGBTIQ. Kita lihat saja perkembangannya. (mr/foto:republika)