JUTAAN orang di seluruh Afrika Selatan menderita kelaparan akibat kekeringan bersejarah, yang berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan berskala penuh, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan.
Dikutip dari Aljazeera.com, Lesotho, Malawi, Namibia, Zambia, dan Zimbabwe semuanya telah menyatakan status bencana nasional dalam beberapa bulan terakhir karena kekeringan telah menghancurkan tanaman dan ternak.
Angola dan Mozambik juga terkena dampak parah, menurut Program Pangan Dunia (WFP) PBB dalam sebuah pengarahan, dengan peringatan bahwa krisis diperkirakan akan semakin parah hingga panen berikutnya pada bulan Maret atau April tahun depan.
Baca juga: BMKG Peringati Kekeringan Di Beberapa Wilayah Jawa Tengah
Jutaan Orang Seluruh Afrika Selatan Menderita Kelaparan Akibat Kekeringan
Puluhan juta orang di wilayah ini bergantung pada pertanian skala kecil yang diairi oleh hujan untuk makanan mereka dan menghasilkan uang untuk membeli perbekalan.
Badan-badan bantuan memperingatkan potensi bencana akhir tahun lalu karena fenomena cuaca El Niño menyebabkan curah hujan di bawah rata-rata di seluruh wilayah. Dampaknya semakin parah dengan meningkatnya suhu yang terkait dengan perubahan iklim.
Pada bulan Juli, seorang pejabat PBB mengatakan bahwa ini adalah kekeringan terburuk yang melanda wilayah tersebut dalam satu abad.
Kekeringan ini telah memusnahkan 70 persen panen di Zambia dan 80 persen di Zimbabwe, kata penjabat direktur regional WFP untuk Afrika Selatan, Lola Castro.
Kurangnya hujan juga telah memangkas kapasitas pembangkit listrik tenaga air di wilayah tersebut, yang menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran, sementara Zimbabwe dan Namibia telah mengumumkan pemusnahan satwa liar untuk mengurangi tekanan pada sumber daya.
Pihak berwenang di Namibia dan Zimbabwe telah membunuh satwa liar, termasuk gajah, untuk menyediakan daging bagi orang-orang yang kelaparan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Para ilmuwan mengatakan bahwa Afrika sub-Sahara merupakan salah satu bagian dunia yang paling rentan terhadap perubahan iklim karena ketergantungannya yang tinggi pada pertanian tadah hujan dan sumber daya alam.
Jutaan mata pencaharian orang Afrika bergantung pada iklim, sementara negara-negara miskin tidak mampu membiayai langkah-langkah ketahanan iklim.
Para ahli juga telah memperingatkan bahwa kekeringan akibat perubahan iklim dan pola curah hujan yang tidak teratur berdampak negatif terhadap hasil, perkembangan, rasa, dan periode panen berbagai tanaman. [Din]