Oleh: Elly Risman, S. Psi
chanelmuslim.com – Sekarang ini berbagai kemudahan hadir di hadapan kita, untuk segala kebutuhan kita termasuk dengan pendidikan. Jika dulu sekolah baru dimulai di umur tujuh tahun, kemudian menjadi lima tahun dan bahkan sekarang bayi berumur 6 bulan pun sudah ada sekolahnya. Ini tentu kemudahan, karena orang tua mempunyai sarana pendidikan untuk anaknya sejak dari bayi. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah perlu anak disekolahkan sejak dini bahkan sejak bayi? Mari kita renungkan apa yang dipaparkan oleh Elly Risman, pakar parenting yang aktif memberikan edukasi parenting untuk ayah bunda.
1. Keyakinan umum…
* Otak anak usia dini seperti spons, artinya ini masa yang tepat untuk ditanamkan ilmu, agar anak tumbuh cerdas
* Semakin dini disekolahkan, otak anak semakin berkembang.
2. Sehingga…
Ada ortu yang menyekolahkan sedini mungkin, bahkan ada yang masuk prasekolah diusia 1,5-2 tahun.
3. Mari kita bercermin…
* Apakah kita begitu meyakini bahwa anak harus segera pintar agar siap menghadapi persaingan zaman?
* Apakah kita disiapkan menjadi orang tua?
* Apakah memiliki bekal yang cukup dalam mengasuh?
* Bagaimana innerchild diri kita?
4. Betapa kita disiapkan untuk menjadi ahli namun tidak disiapkan jadi orangtua, sehingga tidak punya kesabaran & endurance untuk jadi ortu.
5. Ilmu yang kita miliki untuk mengasuh pun serba tanggung.
Ilmu yang setengah-tengah, berujung pada false belief (keyakinan yang salah).
Sayangnya false belief ini dapat berubah menjadi societal false belief (keyakinan yang salah pada sekelompok orang).
Jika orang tua tidak memiliki kemampuan berpikir (thinking skill) yang baik, false belief akibat ilmu yang serba tanggung itu jadi pembenaran bersama atas keputusan kita yang keliru.
6. Pintar ada waktunya!
Karena yang berkembang adalah pusat perasaan, anak usia dini harus jadi anak yang bahagia, bukan jadi anak yang pintar!
7. Kita berpikir…
“Kan di sekolah belajarnya sambil bermain”
“Kan anak perlu belajar sosialisasi”
“Kan anak jadi belajar berbagi & bermain bersama”
Padahal…
* Anak usia dini belum perlu belajar sosialisasi dengan beragam orang
* Saat anak diusia dini, otak anak yang paling pesat berkembang adalah pusat perasaannya, bukan pusat berpikirnya.
8. Di sekolah, kegiatan anak hanya bermain kok!
Taukah ayah bunda, permainan terbaik adalah tubuh ayah ibunya! Bermain dengan ayah ibu juga menciptakan kelekatan. Misal: bermain peran, bermain pura-pura, muka jelek, petak umpet.
9. Di sekolah, mainan lebih lengkap.
Permainan paling kreatif adalah bermain tanpa mainan. Jangan batasi kreatifitas anak dengan permainan yang siap pakai.
Contoh: karpet jadi mobil, panci jadi topi.
10. Di sekolah, anak belajar bersosialisasi & berbagi.
Anak kurang dari 5 th belum saatnya belajar sosialisasi. Ia belum bisa bermain bersama. Mereka baru bisa bermain bersama-sama.
Bermain bersama-sama= bermain diwaktu & tempat yang sama namun tidak berbagi mainan yang sama (menggunakan mainan masing-masing)
Bermain bersama= bermain permainan yang membutuhkan berbagi mainan yang sama.
11. Di sekolah, anak belajar patuh pada aturan & mengikuti instruksi.
Aturan & instruksi perlu diterapkan setahap demi setahap. Jika di rumah ada aturan, di sekolah ada aturan, berapa banyak aturan yang harus anak ikuti? Apa yang dirasakan anak?
Analogi: Seorang anak kurang daei 5 thn yang sangat berbakat dalam memasak, dimasukkan ke sekolah memasak. Di sekolah itu, dia diajari berbagai aturan memasak yang banyak, dilatih oleh beberapa instruktur sekaligus. Yang dirasakan anak: pusing!
12. Memasukkan sekolah anak terlalu dini, sama seperti menyemai benih kanker.
Kita tidak tahu kapan kanker akan muncul & dalam jenis apa.
Otaknya belum siap. Kita tidak pernah tahu kapan ia kehilangan motivasi belajar.
Semakin muda kita sekolahkan anak, semakin cepat pula ia mengalami BLAST (Bored Lonely Afraid-Angry Stress Tired).
anak yang mengalami BLAST, lebih rentan menjadi pelaku & korban bullying, pornografi & kejahatan seksual.
13. Jika si adik ingin ikut kakaknya sekolah…
Sekolah itu bukan karena ikut-ikutan. Anak harus masuk masa teachable moment, karena memang ada anak yang mampu sekolah lebih cepat dari ketentuan umum yang berlaku. Ortu harus mampu mengendalikan keinginan anak. Kendali ada ditangan ortu, karena otak anak belum sempurna bersambungan.
14. Ciri anak memasuki masa teachable moment.
* Menunjukkan minat untuk sekolah
* Minat tersebut bersifat menetap
* Jika kita beri kesempatan untuk bersekolah, ia menunjukkan kemampuannya.
15. Kapan sebaiknya anak masuk sekolah?
* TK A ? usia 5 th
* TK B ? usia 6 th
* SD ? usia 7 th
Dibawah usia 5 th, anak tidak perlu bersekolah.
Kebutuhan anak 0-8 tahun adalah bermain & terbentuknya kelekatan.
Jangan kau cabut anak-anak dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan mendapatkan orang dewasa yang kekanakan. -Prof. Neil Postman, The Disappearance Childhood- (w)
Sumber: Yayasan Kita & Buah Hati