ChanelMuslim.com – Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) yang juga Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, Mina (Kasatops Armina) Jaetul Muchlis mengimbau jemaah haji Indonesia agar tidak melaksanakan Tawaf Wada pada waktu yang terlalu mepet dengan pemberangkatan mereka ke Jeddah maupun Madinah.
“Mohon disampaikan kepada petugas kloter serta karom dan karu untuk tidak memaksakan masuk jam kritis keberangkatan dalam melaksanakan Tawaf Wada, terutama untuk jemaah lanjut usia,” jelas Muchlis, Kamis (22/9) dalam keterangan tertulisnya di laman Kementerian Agama.
Imbauan ini disampaikan Muchlis kepada petugas perlindungan jemaah di Daker dan Sektor Makkah untuk diteruskan kepada para petugas kloter, kepala regu, dan kepala rombongan agar dapat mengkondisikan para jemaahnya.
Sejak Sabtu (17/9) lalu, Daker Makkah sudah mulai memulangkan jemaah haji Indonesia melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah.
Selain itu, Daker Makkah juga memberangkatkan jemaah haji Indonesia dari Makkah menuju Madinah. Sebelum meninggalkan Kota Makkah, jemaah haji Indonesia melakukan Tawaf Wada atau tawaf perpisahan.
“Pelaksanaan Wada tetap dalam kekuatan rombongan atau regu. Unsur linjam agar tetap mengadakan pengawasan dan pendampingan untuk jamaah risiko pisah rombongan,” terang Muchlis.
Ditanya soal jam kritis, Muchlis mengatakan bahwa maksudnya adalah 4 jam sebelum pemberangkatan jemaah haji, baik yang akan menuju ke Jeddah maupun Madinah. Jika Tawaf dilakukan terlalu mepet dengan pemberangkatan, maka akan menyulitkan petugas keamanan sektor khusus manakala ada jemaah yang terpisah dengan rombongan dan belum pulang ke hotel.
Jika pelaksanaan Tawaf Wada tidak terlalu mepet, lanjut Muchlis, kalau ada jemaah terpisah dengan rombongan, maka masih ada jeda waktu yang cukup bagi petugas sektor khusus untuk melakukan pencarian.
(jwt/*)