ChanelMuslim.com – Sahabat muslim, Dermatitis Atopik yang diderita anak keempat pasangan Mona Ratuliu dan Indra Brasco, menurut Mona adalah faktor keturunan karena dua anak sebelumnya juga mengalami hal yang sama. Tapi memang faktor penyebab alergi satu dengan yang lain berbeda dan untuk Numa masih dilakukan observasi. Hal tersebut diceritakan oleh Mona di akun instagramnya @monaratuliu.
“Nggak kaget sih kulit Numa begini. Kalau lihat foto ke2, itu foto @ulahsinala waktu bayi. Lebih parah dari Numa. Bahkan kalau Nala ada satu waktu kulitnya sampai bernanah,”cerita Mona di awal menceritakan mengenai kondisi bayi Numa yang masih berusia tiga bulan ini Senin (24/8) lalu.
Empat hari setelah status pertamanya, Mona menceritakan update kondisi Baby Numa yang masih mengalami merah-merah di pipinya dan Mona melakukan diet seafood, keju, susu dan turunannya.
“Update Dermatitis Atopik (DA) Numa. Kondisi belum membaik. Karena Numa full ASI bundanya udah diet nggak makan seafood, telur, sama susu keju dan turunannya,” tulis Mona, Sabtu (31/8).
Tak hanya itu, Mona juga menghindari ayam bebek dan hanya makan sayur.
“Sementara juga menghindari ayam dan bebek. Jadi sekarang cuma makan sayur sama hewan kaki 4 aja,” sambung Mona.
[gambar1] Instagram @monaratuliu
Mona melanjutkan bahwa saat ini keluarga mereka sedang curiga dengan air yang digunakan untuk mencuci muka Numa dan AC.
“Cuma lagi curiga sama air nih. Kalau mandi, numa cuci mukanya pakai air mineral yg biasa buat minum. Yang belum dicoba sih berhenti AC pas tidur malam. Bisa aja Numa alergi dingin atau alergi jamur AC. Dicoba deh nanti malem.,” sambungnya lagi.
Mona mengaku inilah salah satu yang merepotkan kalau anak alergi harus obeservasi tersebut.
“Ya gitulah repotnya kalau anak alergi. Musti coba observasi terus untuk cari alerginya apa. Semangat terus pejuang DA!!! #ceritanuma,” Mona menyemangati.
Sebagai perempuan yang concern terhadap perkembangan anak, Mona kembali berbagi pengalaman update terbaru Numa pada 2 September 2020, dimana Mona menekankan ASI bukanlah faktor penyebab dermatitis atopik ini.
“Update #ceritanuma #pejuangatopic nih! Jangan serem dulu, ini Numa cuma lagi dikompres NaCL atau larutan air garam. Tapi supaya steril, karena kulit bayi sensitif jadi larutannya beli di apotik yang berbentuk infus itu lho. Ini anjuran dr dokter kulit karena luka terbuka di pipi Numa sudah semakin melebar. Doain cepat membaik ya,” tulis Mona.
Sebenernya, lanjut Mona lagi kasihan sama ibu-ibu yang anaknya Dermatitis Atopik seperti Numa dan masih percaya mitos bahwa ini gara-gara kena ASI yang tajam ke kulit katanya. Akhirnya gara-gara mitos ini banyak ibu yang galau dan berhenti kasih ASI ke anaknya.
“Eh pas diganti susu sapi, ruamnya semakin memburuk karena bayi model gini rata-rata alergi susu sapi. Kasiaaaan Kalau diganti susu kedelai pun sayang banget menurut aku, nggak sebanding manfaatnya dengan ASI. Belum lagi nggak sedikit bayi yang juga alergi kacang-kacangan. Jadi makin bingung deh anaknya mau dikasih apa,” sambung Mona.
Diakhir update cerita Numa, penulis buku ParenThink ini melampirkan beberapa artikel mengenai ASI bukan penyebab dermatitis atopik dan menyarankan para pejuang atopik berkonsultasi dengan dokter.
“Kalau foto Numa digeser, aku lampirkan artikel2 dari berbagai sumber berita terpercaya yg menyatakan bahwa ruam kulit, jerawat dikulit bayi, kerak, atau apapun dikulit bayi penyebabnya BUKAN karena kulit bayi kena ASI. Tapi info lebih lanjut silahkan langsung konsultasi ke dokter spesialis yaaa. Semangat terus buibu berbayi ,” tutup Mona dengan status informatifnya. [jwt]