KANTOR hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa lebih dari 100 petugas medis dan pekerja darurat telah gugur di Lebanon sejak konflik antara Israel dan Hizbullah dimulai setahun yang lalu ketika kelompok Lebanon itu menembaki posisi Israel untuk mendukung kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Hal ini meningkat secara dramatis dalam beberapa minggu terakhir, dengan Israel mengebom sebagian wilayah Beirut.
“Secara keseluruhan, lebih dari 100 pekerja medis dan darurat telah gugur di seluruh Lebanon sejak Oktober tahun lalu,” kata juru bicara Ravina Shamdasani dalam pengarahan PBB pada hari Jumat (11/10/2024), mengutip angka yang menurutnya dikumpulkan oleh kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Kami juga menerima beberapa laporan tentang serangan udara yang menargetkan pusat medis lain dan tentang paramedis serta petugas pemadam kebakaran yang terbunuh,” katanya.
Dilansir dari trtworld, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia Christian Lindmeier mengatakan bahwa sejak 17 September, telah terjadi 18 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Lebanon, menggugurkan 72 pekerja kesehatan.
Israel mengklaim pihaknya menargetkan kemampuan militer di Lebanon dan Gaza dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bahaya bagi warga sipil.
Pengungsian ratusan ribu orang di Lebanon “sangat menyedihkan”, kata seorang pejabat migrasi PBB, yang memperingatkan bahwa dukungan internasional tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, di tengah gencarnya pemboman Israel.
Israel Menyerang Lebih dari 100 Petugas Medis Lebanon
Baca juga: 63 Orang Tewas dan 92 Lainnya Terluka Akibat Serangan Udara Israel di Lebanon
Israel bulan lalu meningkatkan serangan terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di selatan, timur dan selatan Beirut, Lebanon.
Kekerasan tersebut telah menggugurkan ratusan orang di Lebanon dan membuat lebih dari satu juta lainnya mengungsi, sebagian besar sejak 23 September, menurut otoritas Lebanon.
“Dengan gelombang pengungsian ini, kami melihat kebutuhan yang sangat besar, situasinya sangat menyedihkan,” kata Othman Belbeisi, direktur Organisasi Internasional untuk Migrasi untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Lebanon membutuhkan lebih banyak dukungan. Apa yang telah ditawarkan sejauh ini sangat minim dan tidak sesuai dengan kebutuhan,” katanya pada hari Kamis saat berkunjung ke Beirut.[Sdz]