ChanelMuslim.com – Organisasi payung Muslim terbesar di Amerika Utara (ISNA) telah mendukung Perjanjian Non-Proliferasi Bahan Bakar Fosil, mendesak organisasi Muslim dan agama lainnya untuk menandatangani surat antaragama untuk mendukung perjanjian tersebut.
Baca juga: Cendikiawan Muslim Desak Negara Kaya Tidak Gunakan Bahan Bakar Fosil
“Sudah terlalu lama, produsen minyak besar-besaran, termasuk di negara-negara Muslim, membahayakan masa depan kehidupan dengan mencegah kebijakan untuk mengakhiri ekstraksi dan produksi bahan bakar fosil dan membawa transisi yang adil ke masa depan yang berkelanjutan,” kata Imam Saffet Catovic., Kepala Aliansi Antar Agama dan Komunitas dan Hubungan Pemerintah untuk Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA), kata sebuah pernyataan online organisasi tersebut.
“Kita tidak bisa diam lagi karena nyawa “manusia” yang tak terhitung jumlahnya, ekosistem dunia, dan kehidupan generasi mendatang dipertaruhkan dan kita kehabisan waktu.
“Maqashid al-Shari’ah, tujuan hukum suci Islam yang tidak dapat diganggu gugat, menjelaskan bahwa masyarakat harus melindungi kehidupan, keluarga, harta benda, dan esensi iman kita melalui kebijakan yang memungkinkan maslahat – kesejahteraan umum. Kegagalan untuk menetapkan rencana yang konkret dan terikat waktu untuk menghapus bahan bakar fosil adalah pelanggaran terhadap kewajiban moral ini, ”tambahnya.
Perjanjian Non-Proliferasi Bahan Bakar Fosil adalah inisiatif masyarakat sipil yang meminta pemerintah untuk merundingkan dan meratifikasi perjanjian guna mencegah proliferasi batubara, minyak dan gas dengan mengakhiri semua eksplorasi dan produksi baru; untuk menghentikan produksi bahan bakar fosil yang ada sesuai dengan sasaran iklim global 1,5C.
Perjanjian itu muncul saat Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) yang berakhir pada 12 November.
Pertemuan di Glasgow terjadi di tengah serangan gencar peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia yang menggarisbawahi dampak buruk perubahan iklim dari 150 tahun pembakaran bahan bakar fosil.
Mengesahkan perjanjian itu, ISNA bergabung dengan GreenFaith, sebuah organisasi internasional multi-agama, yang memperluas undangan masuk ke kelompok-kelompok agama secara global.
“Perjanjian itu mewakili nilai-nilai kasih sayang, cinta dan keadilan dalam menghadapi keadaan darurat yang mengerikan,” kata Pendeta Fletcher Harper, Direktur Eksekutif GreenFaith.
“Tidak ada keharusan moral yang lebih besar daripada menghentikan penggunaan bahan bakar tersebut secepat mungkin sambil berinvestasi dalam transisi yang cepat dan adil menuju akses universal ke energi bersih. Pada skala global, kelompok agama harus merangkul ajakan untuk bertindak ini.”
Muslim telah memimpin beberapa inisiatif baru-baru ini untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim, meluncurkan kampanye untuk melestarikan lingkungan.
Kelestarian lingkungan sangat penting dalam Islam. Dengan demikian, melestarikan lingkungan, dari perspektif Islam, didasarkan pada menghormati hubungan antara diri sendiri, Allah, dan ciptaan Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Dialah yang mengangkat kamu menjadi khalifah di muka bumi … (Qur’an, 6:165).[ah/aboutislam]