ChanelMuslim.com – Kejahatan kebencian anti-Muslim tmelonjak di seluruh Inggris pasca serangan teroris di Selandia Baru, sebuah kelompok pemantau menyatakan.
Tell Mama, sebuah LSM yang mendokumentasikan insiden Islamofobia di Inggris, melaporkan pada hari Ahad kemarin (24/3/2019) bahwa kejahatan kebencian anti-Muslim meningkat 593 persen di Inggris pada erpekan setelah penembakan di Christchurch di mana 50 jamaah Muslim dibunuh oleh seorang teroris sayap kanan.
"Ini menunjukkan bahwa beberapa orang melihat Muslim sebagai sasaran kebencian dan sekarang jelas bahwa kita memiliki ideologi kebencian yang berkelanjutan dan terus-menerus yang menghasilkan fokus pada Muslim," kata Iman Atta, direktur Tell Mama.
“Muslim di Selandia Baru terbunuh dan Muslim Inggris merasakan kemarahan orang-orang fanatik. Itu sesuatu yang jahat,” tambahnya.
Menurut kelompok pemantau itu, 95 insiden dilaporkan antara 15 Maret, hari serangan Selandia Baru, dan 21 Maret. Sekitar 85 insiden, 89 persen dari total, secara langsung merujuk pada serangan Selandia Baru dan menampilkan gerakan yang menirukan senjata api dan senjata api.
Muslim di London utara, Southampton dan Oxford telah melaporkan adanya pelecehan verbal yang diarahkan kepada mereka, termasuk gerakan intimidasi yang mencakup gerakan senapan dan suara-suara peluru. Dalam insiden pelecehan verbal lainnya, umat Islam diberi tahu bahwa "Anda harus ditembak" dan "Muslim harus mati".
Pada 16 Maret, sehari setelah serangan teroris, seorang remaja ditikam oleh seorang lelaki berusia 50 tahun, sebuah insiden yang menurut polisi menyebut “ciri khas peristiwa teror” yang terinspirasi oleh sayap kanan.
Selanjutnya, empat masjid diserang dan dirusak di Birmingham serta satu masjid di Skotlandia.
Mayoritas serangan dilakukan secara pribadi daripada online dan menurut Tell Mama, pelaku yang melakukan serangan ini percaya bahwa mereka tidak akan ditangkap dan karena keberanian melakukan serangan tersebut, mereka tidak khawatir tentang konsekuensi dari apa yang telah mereka lakukan.[ah/anadolu]