Nama daerahnya Ahwaz. Sebagian besar penduduknya orang Arab, bukan persia seperti umumnya orang Iran. Data pada tahun 2002, jumlah mereka sekitar 3,5 juta jiwa, atau 74 persen dari jumlah penduduk di propinsi Khuzestan. Propinsi ini terletak di selatan Iran, dan berbatasan langsung dengan Irak.
Menurut Amnesti Internasional, orang-orang Arab yang menjadi warga Ahwaz selalu mengalami diskriminasi oleh pihak pemerintah Iran. Hampir semua bidang. Mulai dari politik, pekerjaan, dan hak-hak budaya sebagai warga Sunni.
Dari hari ke hari, jumlah warga Syiah di propinsi ini yang pindah ke Sunni terus bertambah. Hal inilah yang kian membuat pemerintah Iran melakukan tindakan represif, mulai dari pengepungan, teror, hingga pembantaian.
Menurut laporan Lembaga Perlindungan Warga Sunni (ICSPI), tindakan keras yang dilakukan pemerintah Iran sebagai peringatan karena kian meningkatnya warga Syiah di propinsi ini yang pindah ke Sunni.
Ketidakadilan ini memunculkan berbagai gejolak di Ahvaz, sebutan pemerintah Iran untuk daerah Ahwaz. Pada tahun 2005, kerusuhan pecah di daerah ini. Kerusuhan yang terjadi pada tanggal 15 April 2005 ini, berlangsung sampai empat hari. Dari kasus ini, sekitar 15 sampai 20 orang warga Ahwaz dilaporkan tewas oleh pihak keamanan Iran.
Demosntrasi besar juga pernah terjadi di Ahwaz pada tanggal yang sama di tahun 2011. Demo itu sebagai unjuk rasa memperingati kekejaman pihak keamanan pada tanggal tersebut di tahun 2005. Akibatnya, 15 orang Ahwaz dilaporkan tewas, dan puluhan lainnya luka-luka.
Terakhir pada tanggal 2 April 2015, seorang pelaku unjuk rasa dari warga Ahwaz tewas oleh pihak keamanan Iran.
Berbagai kekejaman dan tindakan pembantaian oleh pihak keamanan begitu sering terjadi di daerah ini.
Sebuah laporan dari lembaga kemanusiaan ICHRI pada tanggal 27 Februari 2014. Dilaporkan bahwa 20 orang Syiah yang pindah ke Sunni ditangkap saat berada di sebuah lembaga kajian Alquran dan Bahasa Arab di Ahwaz.
Menurut ketua ICHRI, Karim Dahimi, tidak ada seorang pun dari mereka yang ditangkap oleh pihak keamanan Iran yang terlibat dalam gerakan politik. Tapi pihak keamanan menuduh mereka dengan berbagai tuduhan tindakan kriminal.
Masih menurut ICHRI, dalam beberapa tahun terakhir, begitu banyak warga yang tinggal di daerah selatan seperti Shoush, Abadan, Shadegan, dan Khorramshahr yang berpindah dari Syiah ke Sunni.
Menurutnya, penangkapan dengan berbagai tuduhan yang dibuat-buat merupakan wujud ketakutan pemerintah Iran terhadap begitu banyaknya warga selatan yang pindah dari Syiah ke Sunni.
Anehnya, media Barat sama sekali tidak memberitakan kejadian yang menimpa daerah selatan Iran ini. Sangat berbeda dengan apa yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap aktivis Syiah di Arab Saudi beberapa hari lalu, yang hingga kini masih menjadi headline di media-media Barat. (mh/wikipedia)