ChanelMuslim.com – Fashion Muslim Indonesia semakin menggeliat dengan berbagai perkembangannya. Munculnya para desainer-desainer produktif berdampak pada industri fashion juga kian bersaing tidak saja di kancah nasional tetapi juga internasional.
Tren fashion Muslim Indonesia tidak lagi sekedar merambah pasar domestik tetapi mendapat sambutan positif di pasar mancanegara.
Ketika chanelmuslim.com berkesempatan berbincang dengan beberapa desainer mancanegara di acara ” Meet International Modest Fashion Designers and Influencers &Anniesa Hasibuan,” mereka melihat keseriusan Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia.
Amalina Aman, Desainer Asal Australia ini menilai tren fashion Muslim Indonesia sangat cepat berkembang bahkan Indonesia berani dalam warna.
” Kalau di Indonesia fashionnya sangat cepat perkembangannya dan berani sekali bermain warna , berbeda dengan Australia yang warnanya lebih simple-simple,” ungkap Amalina yang juga menampilkan koleksi Spring Summer 2017 nya di Indonesia.
Perempuan yang pernah menetap di Indonesia ini juga mengakui di negaranya istilah busana muslim lebih dikenal dengan Modest Fashion sehingga siapapun bisa memakainya tak terkecuali non muslim.
” Kalau di Australia itu, (fashion) kami tidak hanya muslim, jadi semua orang bisa pakai, orang Kristen, Budha juga bisa pakai, makanya desainnya simple-simple,” terang perempuan yang senang dengan gaya bohemian ini.
Amalina menambahkan orang-orang Australia sangat menyukai busana kasual.
“Orang Indonesia suka warna-warna cerah, bling-bling. Kalau orang Australia suka sederhana dan kasual tapi tetap fashionable,” terang Desainer yang menetap di New South Wales ini.
Berbeda dengan Amalina, pemilik brand Gulshaan asal Perancis mengatakan bahwa Paris berbeda dengan Indonesia.
“Rancangan dan tren fashion Paris dan Indonesia sangat berbeda, kami disana lebih mengenal dengan istilah Modest Fashion bukan Moslem Fashion,” ujarnya kepada chanelmuslim.
Perempuan asal Pakistan ini lebih mengkolaborasikan budaya Pakistan dan kehidupan Paris dalam rancangannya.
“Rancangan saya banyak terinspirasi dari kampung halaman keluarga di Pakistan dengan pemilihan bahan dan warna yang beragam,” ucap perempuan ini.
Selain itu, Desainer Asal Malaysia Shea Rasol juga menilai meski Indonesia dan Malaysia satu rumpun tetapi Indonesia lebih berani dalam mengeksplorasi warna berbeda dengan Malaysia yang lebih simpel.
” Kita ini memang satu rumpun ya, tapi bisa dibedakan dengan gaya pakaiannya, oh ini orang Malaysia, ini orang Indonesia, ” ungkap perempuan yang memulai bisnis fashion dari hobinya sebagai fashion blogger.
Shea yang juga berprofesi sebagai TV Hosting ini dalam mendesain rancangan membagi dalam empat season dimana setiap musim akan memiliki gaya yang berbeda tetapi tetap menyasar kalangan remaja 18 hingga 28 tahun.
“Ya, saya biasanya dalam memulakan rancangan membagi dalam empat musim dan setiap koleksinya ready to wear yang dipasarkan secara offline maupun Online,” ungkap pemilik brand Shea Rasol yang menetap di Selangor Malaysia.
(whn)