• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 20 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Berita

Ini Cerita Pemuda Muslim Papua Tentang Perkembangan Islam di Papua

Maret 18, 2016
in Berita
71
SHARES
546
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT
image
Foto : Australia Plus

ChanelMuslim.com – Islam di Papua memang masih kurang mendapatkan sorotan publik. Apalagi wilayahnya yang jauh dari pusat ibu kota negara. Tetapi tahukah bahwa perkembangan Islam di tanah paling timur Indonesia ini cukup pesat.

Seperti diceritakan oleh Pemuda Muslim Papua,  Umar Werfete kepada Australia Plus pada program pertukaran pemuda Muslim Australia Indonesia.

Umar Werfete mengatakan ingin melakukan riset pendidikan lintas agama di sekolah-sekolah.
Menjadi Muslim di Papua tentunya tidak sama saat berada di pulau-pulau besar dengan mayoritas Muslim, seperti di Jawa misalnya.

Umar Warfete adalah salah seorang Muslim di Papua Barat, yang tahun ini mewakili pemuda Muslim dari Indonesia untuk berkunjung ke Australia.

“Kalau dilihat orang asli Papua, [Muslim] memang minoritas, tapi kalau dilihat secara keseluruhan, orang Islam itu sebenarnya [jumlahnya] sebanding dengan pendatang dari pulau-pulau lain,” ujar Umar yang dilahirkan dan dibesarkan keluarga Muslim.
Umar kini bekerja di Pusat Penelitian Pengembangan Komunitas di STAIN Al Fatah, Jayapura. Sebelumnya, ia pernah mengenyam ilmu pendidikan internasional di University of Birmingham, Inggris.

Saat ditanya apakah ada perselisihan antara Islam dengan budaya Papua, ia mengaku jika keberadaan Islam bukan untuk menghilangkan identitas budaya Papua yang ada.

image
Ilustrasi Potret Muslim Papua, Pic : Instagram @habibiduk

“Saya kira Islam itu datang untuk melengkapi budaya yang sudah ada, bukan menghilangkan budaya yang ada. Kalau budaya tersebut tidak sesuai dengan ajaran, memang bisa ditinggalkan tergantung individu, tetapi tidak berarti kita harus menghapus budaya yang dianggap baik,” ujarnya.

Menurutnya saat ini masih ada konflik yang dipicu isu keagamaan. Tapi, konflik tersebut bersifat simbolik, seperti klaim kepemilikan rumah beribadah. Ia memberikan contoh konflik yang terjadi di Manokrawi.

“Tapi saya kira ini sebagai akumulasi dari persoalan yang terjadi di tempat lain. Jadi jika ada yang melakukan sesuatu kepada yang minoritas di wilayah dengan mayoritas Muslim, maka yang mendapat imblas adalah umat Muslim yang menjadi minoritas di tempat lain,” jelasnya.

Umar juga mengatakan sebenarnya sudah banyak bentuk toleransi yang sejak lama terlihat. Seperti saling mengunjungi saat lebaran dan natal.
Dari pengalamannya, agama bukanlah hal yang membatasi hubungan dan pergaulan sosial, atau antara keluarga, di Papua Barat.

Umar dan empat peserta lain dari Pertukaran Muslim Australia Indonesia akan berada di Australia selama sekitar dua minggu. Mereka akan melihat bagaimana umat Muslim sebagai minoritas di Australia berinteraksi dan berintegrasi di Australia.

“[Hingga saat ini] yang paling berkesan adalah saat ketemu dengan umat ortodoks Yahudi, belum pernah saya temui sebelumnya. Saat mengobrol, ternyata di Yahudi juga mengenal namanya Kosher, seperti halnya Halal di Islam,” kata Umar kepada Erwin Renaldi dari Australia Plus.

Lewat dialognya bersama umat Yahudi di Australia, Umar mendapatkan pencerahan.

“Ternyata lebih disebabkan masalah politik, karena umat Yahudi sering dikaitkan dengan negara Israel,” katanya.

Setelah kunjungannya ke Australia, Umar berharap bisa membuat sebuah riset soal pendidikan lintas agama di sekolah.

“Kurikulum nasional sudah memperbolehkan, saya melihat sekolah Katolik, misalnya yang memiliki beberapa murid Islam atau beberapa sekolah Islam dengan murid beragama non Islam, ada peluang untuk mengenal agama lain, dan ini bisa mempengahruhi hubungan baik antaragama,” jelasnya.

Sumber : http://australiaplus.com/indonesian/2016-03-15/pemuda-muslim-papua-umar-werfete-berkunjung-ke-australia/1559048

(jwt)

Previous Post

Saksi Kasus Dugaan Korupsi Restitusi Pajak, Hary Tanoe, Diperiksa Jampidsus

Next Post

Resep Rujak Pengantin ala Betawi

Next Post
Masker Bawang Putih Bantu Usir Komedo di Wajahmu

Resep Rujak Pengantin ala Betawi

Tidak Memberatkan Beban Suami dengan Tuntutan di Luar Kemampuan

Suami Bukan Kakakku

DPR Akan Panggil Menlu Terkait Kabar Pertemuan dengan Israel

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga