Chanelmuslim.com-Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS merupakan suatu takdir Allah yang sejatinya akan memberikan hikmah tersendiri bagi umat muslim di Amerika.
Demikian dikemukakan Imam Shamsi Ali yang merupakan Imam Besar Masjid di New York yang sudah lama tinggal di Amerika. Tidak hanya menyebarkan syiar Islam di sana, tetapi beliau pun turut memerhatikan perkembangan politik dan isu umat muslim dunia.
“Saya sendiri pun masih belum memercayai bahwa Trump akan menjadi presiden. Bagaimana tidak, ketika kampanye pun warga AS selalu mendemonya, bahkan saya rasa, beliau tidak akan terpilih. Namun, Allah berkata lain. Trump terpilih menjadi presiden. Saya pun percaya bahwa ada hikmah dari peristiwa ini yang akan membuat kejayaan Islam di AS terus berkembang,” ujarnya.
Sebagai imam masjid di New York, ia juga turut merasakan kesinisan presiden terpilih, Donald Trump terhadap masyarakat muslim Amerika.
“Awal saya bertemu dengan Pak Trump, ia mengatakan secara terang-terangan bahwa orang Islam adalah orang yang menyeramkan dan menakutkan. Namun, katanya, ketika ia bertemu dengan saya, ia baru pertama kali melihat orang muslim tersenyum. Ya, ketika saya bertemu dengannya, saya berjabat tangan dan melempar senyum kepadanya sebagai salah satu usaha saya menunjukkan keterbukaan umat Islam.”
Lanjut Shamsi, “Ironisnya, media di sanalah yang menyebarkan propaganda menyeramkan dan bahkan menjatuhkan umat muslim.”
Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Young Islamic Leaders (YI Lead) pada hari Ahad (22/1) di Universitas Al-Azhar, Ustadz Shamsi Ali yang baru tiba dari New York berbagi ilmu dan oleh-olehnya, berupa cerita singkat, mengenai isu muslim di AS.
“Saat ini, dengan globalisasi dan kecepatan teknologi, segala sesuatu dapat diraih dengan mudah. Namun, apakah kita, pemuda muslim, dapat sigap mengatasi dan bersaing dengan dunia global dan era teknologi ini?” tanya Ustadz Shamsi Ali.
Ia memandang globalisasi dan kemajuan teknologi adalah salah satu anugerah Allah yang tidak boleh diluputkan.
“Ambil kesempatan ini. Bersainglah dengan pemuda di seluruh dunia. Ini kesempatan. Terus gali kemampuan dan jangan cepat puas.”
Ia menerangkan bahwa pemuda muslim Indonesia harus bersiap dalam menyongsong keterbukaan yang dihadirkan oleh dunia global
open market contohnya. Bukan hanya pelaku ekonomi dan politik ekonomi saja yang akan dibawa ke Indonesia, tetapi kultur, budaya, dan termasuk juga kepercayaan. Di sana pulalah pemuda muslim harus tetap mengedepankan peradaban dan nilai-nilai Islam serta bersaing dengan pemuda di seluruh dunia.”
(ris/ind)