BERITA dan broadcast penculikan anak dan berita orang hilang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat, terutama para ibu yang memiliki anak usia TK-SD yang sering menjadi target korban para penculik.
Beberapa rangkaian video kejadian penculikan dengan cepat beredar di grup-grup WhatsApp dan media sosial.
Entah siapa yang memainkan emosi para ibu, tanpa disaring dan dicek kebenarannya, dengan dalih kewaspadaan, pesan-pesan itu pun terus beredar.
Berbagai motif pun dimainkan lewat berita penculikan ini, mulai dari konflik rumah tangga, hingga penjualan organ. Ngeri.
Tak heran, para ibu makin panik dan isu ini pun bisa makin tak terkendali jika tidak disikapi dengan benar.
Praktisi Hukum Rosalita Chandra, S.H., M.H. mengatakan bahwa pada prinsipnya, kejahatan dapat terjadi karena faktor adanya niat jahat dari pelaku dan adanya kesempatan untuk terjadinya kejahatan tersebut.
Ia menambahkan, yang perlu dilakukan orangtua, sekolah dan masyarakat adalah bersinergi untuk mempersempit peluang terjadinya kejahatan.
“Misalnya mengajarkan anak untuk waspada dan berhati-hati saat bertemu dengan orang asing,” kata Rosalita kepada ChanelMuslim.com, Selasa (31/01/2023).
Selain itu, penting juga bagi orangtua mengajarkan anak untuk berani menolak ajakan atau iming-iming dari orang yang tidak dikenal.
“Orangtua juga dapat mengajarkan anak untuk segera berteriak dan meminta tolong jika berada dalam situasi yang mengancam dirinya,” ungkapnya.
Baca juga: Marak Kasus Penculikan Anak, Tips Mencegah Penculikan Anak Untuk Para Orangtua
Heboh Penculikan Anak, Bagaimana Para Ibu Harus Bersikap?
Sementara, pihak sekolah dapat memperketat sistem antar jemput di sekolah dengan metode hand to hand antara guru dengan penjemput yang telah diverifikasi.
Rosalita juga mengingatkan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan, empati/kepedulian dan gotong royong dalam menjalankan sistem keamanan lingkungan pada kehidupan bertetangga.
“Sehingga mudah mengenali jika ada orang asing masuk ke wilayah lingkungan tempat tinggal,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dalam menerima pesan atau video penculikan anak, hendaknya para orangtua menyikapi dengan bijaksana, yaitu dengan mengecek kebenarannya terlebih dulu.
“Orang tua juga dapat melihat apakah sumber berita dapat dipercaya dan jangan mudah langsung ikut menyebarkan suatu berita tanpa memvalidasinya,” kata Pengasuh Rubrik Konsultasi Hukum di ChanelMuslim itu.
Sebagai Ibu, Rosalita mengatakan, pasti akan mengalami panik dan khawatir yang amat sangat saat melihat maraknya berita penculikan yang beredar.
“Namun yang perlu menjadi fokus adalah meningkatkan kewaspadaan, keamanan lingkungan dan mengajarkan anak sedari dini dalam menghadapi situasi yang berbahaya tersebut,” tutupnya.
Senada dengan Rosalitas, Ustazah Dr. Nur Hamidah, Lc., M.A. mengatakan harus ada ikhtiar dari semua pihak dalam menangani kasus penculikan.
“Orangtua harus memberikan edukasi yang benar kepada anak dalam menghadapi orang asing,” ujar Ustazah Nur Hamidah.
Selain itu, Ustazah Nur Hamidah juga menambahkan pentingnya lingkungan untuk bersiaga jika ada orang mencurigakan.
“Di samping itu, orangtua juga seharusnya dapat memberikan waktu lebih banyak untuk mendampingi anak,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa tak semua pesan dan berita itu benar sehingga sebagai penerima pesan, hendaknya orang tua mengecek validitas berita.
“Validitas berita juga harus disortir, jangan bikin panik,” jelasnya.
Terakhir, Ustazah Nur Hamidah berpesan kepada orangtua agar tidak lupa mendoakan anak-anaknya.
“Pentingnya doa. Titipkan anak-anak kita kepada Allah,” tuturnya.
Semoga berita-berita penculikan ini segera teredam dan tidak lagi meresahkan para orangtua serta masyarakat pun dapat bersikap tenang dan bijaksana dalam menerima pesan yang belum tentu valid kebenarannya. [ind]