ChanelMuslim.com – Para penggemar marijuana di Amerika Serikat pada tanggal merayakan 20 April sebagai hari libur tak resmi, namun tahun ini mereka memiliki sesuatu yang membuat mereka sangat tertarik: data hasil survei terbaru menunjukkan dukungan legalisasi narkoba mencapai titik tertinggi.
Enam puluh persen warga Amerika mengtakan mereka menduga legalisasi marijuana, menurut sebuah survei yang dirilis hari Kamis lalu oleh Quinnipiac University. Survei yang sama yang dilaksanakan pada bulan Desember 2012 menunjukkan 51 persen responden mendukung legalisasi.
“Dari stigmatisasi sebagai obat yang berbahaya yang berada di bawah bayang-bayang, hingga diterima menjadi perawatan beragam penyakit, ke gerai rekreasional yang diterima luas, marijuana telah masuk menjadi arus utama,” ujar Tim Malloy, asisten direktur Quinnipiac University Poll, ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Menurut survei, 94 persen responden mereka mendukung penggunaan marijuana oleh orang dewasa untuk tujuan-tujuan pengobatan – selain itu tingkat dukungan tertinggi tampak dalam sejarah survei ini.
Tujuh puluh tiga persen warga Amerika mengatakan mereka menentang penegakkan hukum oleh undang-undang federal yang menentang marijuana di negara-negara bagian yang telah melegalisasi marijuana untuk pengobatan atau rekreasional.
Saat ini, 29 negara bagian telah melegalisasi penggunaan marijuana untuk tujuan pengobatan, dan delapan negara bagian dan District Columbia telah melegalisasi penggunaan untuk tujuan rekreasional.
Pendukung marijuana di seluruh negeri menyelenggarakan perhelatan untuk merayakan hari libur semu tahunan tanggal 20 April. Di Washington, D.C., para aktivis merencanakan untuk mendistribusikan tempat gratis bagi para staf kongres di Capitol Hill.
Meskipun demikian, polisi di Capitol Hill menghentikan acara itu, dan menahan dua orang wanita dan satu pria, dan menuduh mereka dengan kepemilikan dan niat untuk mendistribusikan marijuana. Empat wanita lain ditahan hanya atas dasar kepemilikan marijuana.
Satu dari para penyelenggara, Nikolas Schiller, mengatakan pada Associated Press bahwa polisi “memutuskan untuk bermain politik” dengan unjuk rasa dan mereka yang ditangkap tidak berbuat kejahatan. “Kita akan berjumpa dengan mereka di pengadilan,” ujar Schiller.[ah/voa]