ChanelMuslim.com- Ibu kota Sumatera Selatan, Palembang, hari ini berada di level berbahaya karena polusi asap kebakaran hutan. Level bahaya itu terjadi sejak dini hari hingga pagi harinya.
Menurut pantauan BMKG (situs bmkg.go.id), konsentrasi partikulat atau PM 10 mulai tembus ke angka 431.71 mikrogram per meter kubik pada pukul 02.00 WIB. Kondisi itu terus meningkat.
Bahkan pada pukul 06.00 WIB, PM 10 tembus 679.73 mikrogram per meter kubik dan masuk ke level sangat berbahaya. Angka memprihatinkan itu baru menurun pada pukul 08.00 WIB sebesar 403.40 mikrogram per meter kubik dan masuk ke level sangat tidak sehat.
Apa yang terjadi di Palembang itu, sebetulnya tergolong mengkhawatirkan. Pasalnya, hujan sudah turun di kawasan itu sejak tanggal 24 September lalu. Tapi, asap kebakaran hutan ternyata masih terus belum hilang.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, Ansori, seperti dilansir laman Kompas.com (Rabu, 4/10), guyuran hujan yang terjadi selama empat hari kemarin ternyata tidak membuat lahan gambut yang terbakar langsung padam.
Hal itu, masih menurut Ansori, curah hujan yang turun tersebut hanya memadamkan api di atas permukaan lahan gambut, sementara di bawahnya masih terus menyala.
Dahsyatnya, kedalaman lahan gambut yang ada di wilayah Sumsel itu bisa mencapai 30 meter. Hal inilah yang menyebabkan pemadaman tidak sampai pada keseluruhan lahan gambut.
Data BPBD Sumsel menunjukkan bahwa titik api saat ini sebanyak 610, per 1 Oktober 2019. Dari total itu, Kabupaten OKI paling banyak sebaran yakni 505 titik. Kemudian Banyuasin 29 titik, Musi Banyuasin 20 titik, Ogan Komering Ulu Timur 11 titik, Ogan Komering Ulu Selatan 10 titik, Empat Lawang 9 titik, Ogan Ilir 8 titik, Ogan Komering Ulu 5 titik, Muara Enim 4 titik, Lahat 3 titik, Penukal Abab Lematang Ilir 2 titik, Musi Rawas Utara 2 titik, dan Musi Rawas 2 titik.
"Paling banyak terbakar itu di OKI ada 505 titik api. Di sana semuanya adalah lahan gambut," pungkas Ansori. (Mh)